Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Inggris Periksa "Kerabat Palsu" Malala

Kompas.com - 17/10/2012, 05:40 WIB

BIRMINGHAM, KOMPAS.com — Kepolisian Inggris memeriksa dua orang yang mencoba menjenguk Malala Yousufzai, remaja Pakistan yang ditembak Taliban karena memperjuangkan pendidikan bagi anak perempuan. Dua orang itu mengaku sebagai kerabat Malala.

Pemunculan dua orang itu menimbulkan kekhawatiran soal keselamatan Malala mengingat Taliban bersumpah akan mencoba membunuh remaja 14 tahun itu.

Malala ditembak di bus sekolah sepulang dari sekolah di Mingora, Lembah Swat, yang pernah dikuasai Taliban. Setelah tim dokter gabungan militer dan sipil Pakistan berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di kepala lalu bergerak ke bahunya, Malala diterbangkan ke Birmingham untuk mendapatkan perawatan khusus sekaligus perlindungan dari ancaman kaum militan.

Dokter Dave Rosser, Direktur Medis RS Queen Elizabeth Birmingham, tempat Malala dirawat, menegaskan, Selasa (16/10/2012), pengamanan terhadap Malala "tertangani" pascainsiden pada Senin malam itu. Rosser mengatakan, sejumlah orang datang ke RS itu dan mengaku sebagai kerabat Malala. Namun, mereka tidak berhasil mendekati remaja cerdas itu.

Kata Rosser, orang-orang tersebut ditahan, tetapi menurut polisi mereka hanya dimintai keterangan.

"Kami tidak yakin adanya ancaman terhadap keselamatan Malala. Kami berpendapat, mereka itu orang-orang yang ingin tahu saja," katanya kepada wartawan. Dijelaskannya, orang-orang itu tidak memiliki hubungan keluarga dengan Malala.

Malala menjadi target Taliban karena mengampanyekan pendidikan bagi anak perempuan dan mengkritik tindakan Taliban ketika mereka menguasai wilayah Lembah Swat, tempat ia tinggal. Selain Malala, dua temannya juga ditembak. Mereka kini dirawat di Pakistan.

Serangan terhadap ketiga anak perempuan itu mengguncang Pakistan dan menimbulkan gelombang kecaman terhadap Taliban. Presiden Pakistan Asif Ali Zardari mengatakan, Malala menjadi "simbol kebaikan yang ada dalam diri kita".

"Karya yang dia kerjakan jauh lebih mulia di hadapan Tuhan dibandingkan yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan agama," kata Zardari dalam KTT Organisasi Kerja Sama Ekonomi di Baku, ibu kota Azerbaijan.

"Kami akan melanjutkan pekerjaannya yang cemerlang itu," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengumumkan hadiah sebesar 1 juta dollar bagi penangkapan Ahsanullah Ahsan, juru bicara Taliban. Malik mengatakan, Ahsanlah yang mengumumkan bahwa Taliban bertanggung jawab atas serangan terhadap Malala.

Taliban mengancam akan memburu Malala sampai gadis itu terbunuh karena dia mempromosikan "pemikiran Barat".

Kondisi Malala saat ini membaik dan fisiknya semakin kuat. Demikian penjelasan Dr Dave Rosser.

Berita terkait baca di : Malala Melawan Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com