Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Keluarkan Peluru dari Leher Aktivis Remaja

Kompas.com - 10/10/2012, 15:12 WIB

PESHAWAR, KOMPAS.com Tim dokter Pakistan berhasil mengeluarkan peluru dari seorang remaja perempuan yang ditembak Taliban karena keberaniannya mendukung pendidikan untuk perempuan.

Menteri informasi di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mengatakan, Rabu (10/10/2012), sebuah tim dokter militer dan sipil merawat remaja 14 tahun bernama Malala Yousufzai itu di sebuah rumah sakit militer di Peshawar.

Mian Iftikhar Hussain mengatakan, operasi untuk mengeluarkan peluru dari leher Yousufzai itu memerlukan waktu berjam-jam sebab terjadi komplikasi. Hussain mengatakan, kondisi aktivis muda itu membaik meskipun dia belum sadarkan diri.

Sebelumnya, tim dokter mempertimbangkan untuk membawa Yousufzai ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Sejumlah dokter terbaik militer Pakistan diterbangkan ke RS Gabungan Militer (CMH) di Peshawar untuk menangani remaja itu. "Ada dua hal dalam agenda mereka, menentukan apakah kondisi Malala Yousufzai memungkinkan untuk dipindahkan ke luar negeri atau dia memerlukan operasi di sini," kata seorang pejabat militer.

Seorang dokter di CMH mengatakan kepada AFP, Selasa (9/10/2012), peluru yang bersarang di kepala Yousufzai bergerak ke pundak belakang, dekat leher.

Seperti diberitakan Malala Yousufzai ditembak ketika hendak masuk bus sekolah di wilayah yang pernah menjadi wilayah kekuasaan Taliban itu.

Malala Yousufzai mendapat penghargaan internasional setelah mengungkap kekejaman Taliban di Swat melalui blog di BBC.  Dia juga menerima penghargaan nasional pertamanya dari pemerintah Pakistan tahun lalu. Yousafzai kemudian masuk nominasi untuk penghargaan International Children's Peace Prize dari kelompok advokasi KidsRight Foundation pada 2011.

Taliban ancam serang lagi

Sementara itu, kelompok Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan yang juga melukai seorang teman Yousufzai itu. Kelompok radikal itu berdalih, remaja putri itu mempromosikan sekularisme. Mereka juga mengancam akan mengulangi upaya pembunuhan itu jika Yousafzai masih hidup.

Upaya pembunuhan terhadap Yousufzai mendapat kecaman dari berbagai kalangan di Pakistan dan dunia internasional. "Malala Yousufzai dalam kondisi kritis, begitu juga Pakistan. Kita dijangkiti kanker ekstremisme dan jika tidak dipotong, kita akan semakin jauh tergelincir ke dalam kebiadaban seperti peristiwa yang terjadi baru-baru ini," tulis The News, surat kabar berbahasa Inggris Pakistan.

Perdana Menteri Pakistan Pervez Ashraf menelepon ayah Malala Yousufzai dan berjanji membiayai semua pengobatannya. Sementara itu Persiden Asif Ali Zardari menegaskan, serangan terhadap remaja itu tidak akan menggoyahkan tekad negara itu untuk memerangi kaum militan serta mendukung pendidikan bagi kaum perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com