Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chavez Terpilih Lagi di Tengah Ketidakpuasan

Kompas.com - 09/10/2012, 03:31 WIB

Caracas, MINGGU - Presiden Venezuela Hugo Chavez (58) kembali menang dalam pemilihan umum yang memberinya mandat enam tahun lagi setelah bersaing ketat dengan seorang kandidat yang telah mempersatukan oposisi.

Pemilu, Minggu (7/10), terbukti jadi ujian terberat dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya dalam 14 tahun masa pemerintahan Chavez. Namun, pemimpin kiri yang anti-Amerika Serikat itu tetap menang walau ada kekhawatiran akan kesehatannya, ketidakpuasan rakyat yang meningkat, dan tantangan oposisi yang kuat.

Dengan 98 persen suara dihitung, Chavez mendapatkan 55 persen suara. Adapun pesaingnya, mantan Gubernur Negara Bagian Miranda Henrique Capriles (40), meraih 45 persen.

Puluhan ribu pendukung Chavez yang bergembira berkumpul di depan Istana Kepresidenan Miraflores menyusul hasil pengumuman pemilu hari Minggu itu. Dengan kemenangan ini, Chavez berkesempatan melanjutkan revolusi sosialisnya yang didanai uang minyak.

Mandat enam tahun terbaru ini memungkinkan Chavez mengonsolidasikan kendalinya atas perekonomian Venezuela. Hal itu mungkin akan ditempuh dengan memperpanjang gelombang nasionalisasi dan melanjutkan dukungan bagi sekutu-sekutu sayap kiri negara itu di Amerika Latin.

”Sebenarnya ini merupakan pertempuran yang sempurna, sebuah pertempuran demokratis,” kata Chavez dari balkon Istana Miraflores, Minggu malam, dengan memegang replika pedang pahlawan kemerdekaan Venezuela, Simon Bolivar.

”Venezuela akan terus melangkah di jalur demokratis dan sosialisme Bolivar pada abad ke-21,” katanya.

Menerima kekalahan

Capriles menerima kekalahan dengan menyatakan menerima dan menghormati keputusan rakyat. Namun, sebagian orang tak bisa menerima kekalahan itu. Sekitar 200 pendukung Capriles, sebagian besar bercucuran air mata dan belum percaya akan hasil pemilu, berkumpul di depan markas kampanye Capriles.

Para ahli pemilu mengatakan, sistem pemilihan elektronik yang diterapkan saat ini dapat diandalkan. Namun, sempat muncul kekhawatiran sistem itu akan membuat siapa pun yang kalah tak akan mengakui kekalahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com