Jakarta, Kompas
Pada masa awal pembangunan kerangka kerja sama antara China dan ASEAN, nilai perdagangan dua arah baru mencapai 7 miliar dollar AS dan pada 2011 nilai tersebut mencapai 362,8 miliar dollar AS. Arus penanaman modal dari China ke ASEAN juga meningkat secara signifikan sebesar 117 persen, yaitu dari 2,7 miliar dollar AS pada 2010 menjadi 5,9 miliar dollar AS pada 2011.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi, Senin (24/9), mengatakan, selama ini investasi China di Indonesia sangat kecil, yaitu 128,2 juta dollar AS. Angka tersebut sangat rendah dibandingkan total investasi China ke ASEAN.
Dia mengatakan, untuk memaksimalkan perdagangan ke China, Indonesia telah berperan dalam
China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-9 yang diselenggarakan pada 21-25 September 2012 di Nanning, China. Tahun ini, pameran CAEXPO mengangkat tema Ilmu Pengetahuan dan Teknologi karena selaras dengan bertambah luas dan dalamnya lingkup kerja sama antara China dan negara anggota ASEAN.
”Kita tidak bisa kembali pada pertumbuhan yang biasa, sebaliknya kita harus mampu menciptakan pembangunan ekonomi yang seimbang,” paparnya.
Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan Pradnyawati mengatakan, CAEXPO disponsori oleh Kementerian Perdagangan China, 10 negara anggota ASEAN (Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam), serta Sekretariat ASEAN. Acara tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah Guangxi Zhuang Autonomous Region.
Perdagangan bilateral Indonesia-China pada periode Januari-Juni 2012 tercatat mencapai 25,43 miliar dollar AS atau meningkat 15,37 persen dibandingkan periode yang sama pada 2011, yaitu sebesar 22,04 miliar dollar AS. Perdagangan bilateral Indonesia-China berkembang dengan sangat pesat. Jika pada 2008 nilainya baru mencapai 26,88
”Indonesia menderita defisit pada neraca perdagangan bilateralnya dan keikutsertaan Indonesia pada pameran CAEXPO ini adalah salah satu upaya untuk memperkenalkan produk dan jasa unggulan Indonesia,” ungkap Pradnyawati.