BANJARMASIN, KOMPAS
Rudy, salah satu warga Jalan Jafri Zamzam, Kecamatan Banjarmasin Barat, Minggu (23/9), mengatakan, kabut terasa cukup pedih di mata. ”Bila kita naik kendaraan roda dua dan tidak menggunakan tutup mata terasa bahwa kabut asapnya cukup pedih,” ujar pria yang sehari-hari bekerja di sektor swasta itu.
Pendapat senada dikatakan Suriani, warga Sungai Andai, Banjarmasin Utara. Menurut Suriani, intensitas kabut asap kembali meningkat, tapi belum signifikan. ”Saya kurang tahu kalau di tempat lain, seperti Kecamatan Gambut dan Banjarbaru,” katanya.
Komandan Tim Manggala Agni Wilayah III Zulkarnain menuturkan, kemungkinan kabut asap kembali tampak karena dalam beberapa hari terakhir cuaca kembali panas. Akibatnya, kebakaran lahan yang sebelumnya sempat mereda akibat hujan kini kembali muncul.
”Beberapa hari lalu sempat hujan deras, tapi tidak berlangsung lama. Begitu pula wilayah yang terkena guyuran sepertinya tidak merata,” ujar Zulkarnain. Menurut dia, meski hujan karakteristik daerah gambut cukup mudah kering sehingga pengaruh air hujan tidak bisa berlangsung lama.
Disinggung soal apakah kebakaran lahan saat ini juga mengenai perkebunan besar, seperti karet dan sawit, Zulkarnain mengatakan sejauh ini belum ada informasi soal kebun yang terbakar. Diperkirakan langkah antisipasi oleh pengusaha perkebunan tahun ini lebih baik dari sebelumnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kalsel Ikhlas Indar mengatakan, jumlah titik panas di Kalsel yang terpantau hingga 21 September mencapai 487 titik. Pada 21 September terpantau 11 titik dengan persebaran terbanyak di Kabupaten Banjar sebanyak 3 titik. (