Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benghazi Kembali Membara

Kompas.com - 23/09/2012, 02:38 WIB

Kantor berita Reuters menyebutkan, serangan massa itu terkesan telah dikoordinasi oleh polisi, tentara, dan para aktivis di Benghazi. Gerakan massa seperti tak terhalang meski helikopter dan pesawat tempur militer terbang berputar-putar di wilayah udara Benghazi. Bahkan, polisi juga terlihat berbaur dengan para demonstran.

Akan tetapi, gerakan massa tak berhenti setelah membakar markas Ansar al-Sharia. Mereka terus bergerak ke markas milisi-milisi lain yang beranggotakan para eks pemberontak antirezim Moammar Khadafy dalam revolusi Libya tahun lalu.

Markas-markas milisi yang telah menyatakan tunduk kepada pemerintah pusat Libya turut menjadi sasaran kemarahan. Sekitar 70 demonstran merebut markas Brigade Martir Abu Salim, sementara ratusan pemrotes lain mengusir para milisi dari empat bangunan publik.

Massa, yang sebagian membawa senjata api dan roket peluncur granat (RPG), kemudian menyerbu markas Brigade Rafallah al-Sahati di pinggir Benghazi.

Berbeda dengan di markas Ansar al-Sharia, para milisi Rafallah al-Sahati yang berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan membalas serangan para demonstran. Selama dua jam, pertempuran sengit terjadi, menewaskan empat orang.

Menurut Ahmed Faraj, salah satu anggota Rafallah al-Sahati, para pemrotes itu datang tidak untuk mengusir para milisi, tetapi hendak menjarah gudang senjata yang mereka lindungi. ”Kami adalah bagian dari Kementerian Pertahanan. Kami ikut bertempur saat revolusi. Kami tak bisa pergi begitu saja dan menyerahkan senjata-senjata berat kepada segerombolan pemabuk dan kriminal,” ujarnya.

Jejak darah yang ditemukan di dekat dua mobil di dekat markas Rafallah al-Sahati membawa polisi menemukan enam jenazah korban lainnya. Menurut petugas medis yang memeriksa enam jenazah tersebut, mereka semua adalah polisi dan tentara. Korban tewas karena dieksekusi dengan cara ditembak di bagian kepala dan dada.

Berawal damai

Secara keseluruhan, sekitar 70 orang terluka dalam gelombang kekerasan yang berawal dari demonstrasi besar-besaran setelah shalat Jumat sehari sebelumnya. Demonstrasi berjudul ”Selamatkan Benghazi” itu awalnya berlangsung damai dan diikuti tak kurang dari 30.000 orang.

Mereka menuntut pemerintah membubarkan kelompok-kelompok milisi bersenjata yang menolak menyerahkan senjata mereka atau bergabung secara resmi ke angkatan bersenjata Libya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com