Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Wilayah Pengaruhi Ekonomi Jepang

Kompas.com - 17/09/2012, 13:06 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Perusahaan elektronik Jepang, Panasonics terpaksa menghentikan sementara operasinya di China setelah para pengunjuk rasa anti-Jepang menyerang dua pabriknya di Qingdao, Senin (17/9/2012).

Serangan itu adalah bagian dari aksi protes anti Jepang yang terjadi di seluruh China. Aksi ini juga mempengaruhi operasional perusahaan Jepang lainnya, antara lain Toyota.

Terdapat sejumlah laporan yang mengatakan sejumlah dealer Toyota di China juga dirusak massa pengunjuk rasa.

Tak hanya Toyota dan Panasonics yang terimbas aksi anti-Jepang ini, Bloomberg melaporkan Canon juga menghentikan operasi pabriknya di China untuk sementara waktu.

Sementara itu sejumlah media massa China dalam tajuk-tajuknya mengatakan ekonomi Jepang bisa menderita hingga 20 tahun jika Beijing memutuskan untuk menerapkan sanksi ekonomi terhadap Jepang.

Sebuah tajuk harian People's Daily menyebut perekonomian Jepang sebenarnya sudah kehilangan dua dekade sejak 1990-an. Dan ekonomi Jepang semakin jatuh usai krisis finansial dunia dan bencana gempa dahsyat 2011 lalu.

Meski demikian, tajuk harian ini mengakui penerapan sanksi ekonomi China terhadap Jepang bisa menjadi pedang bermata dua untuk China. Sebab perekonomian kedua negara itu saling terkait.

"Namun di tengah perjuangan terkait kedaulatan wilayah, jika Jepang meneruskan provokasinya maka China tak akan menghindar untuk melawan," demikian tajuk harian itu.

China dan Jepang memiliki hubungan dagang yang sangat kuat, namun hubungan politik kedua negara kerap memanas terkait masalah sengketa wilayah.

Banyak perusahaan Jepang berinvestasi di China dan perdagangan kedua negara bernilai 342,9 miliar dolar AS tahun lalu. Angka ini membuat Jepang menjadi rekan dagang terbesar keempat China.

Protes anti-Jepang ini semakin panas ketika Jepang mengatakan telah sepakat membeli rangkaian kepulauan Senkaku atau Diayou yang menjadi sengketa di Laut China Timur dari seorang pemilik pribadi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com