Kairo, Kompas
”Masih ada waktu mencapai solusi dengan mundurnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Pemimpin Suriah harus belajar dari sejarah baru-baru ini. Jangan buang waktu lagi,” kata Mursi.
Menurut dia, sudah tiba waktunya dilakukan perubahan di Suriah, bukan sekadar reformasi saja. ”Anda tidak akan abadi, dan rakyat Suriah sudah menyampaikan aspirasinya, darah mereka telah mengalir,” ujar Mursi seperti dilaporkan wartawan Kompas,
Mesir menolak campur tangan militer asing di Suriah. Mursi meminta solusi, Suriah hendaknya tetap dalam konteks Liga Arab yang didukung komunitas internasional. ”Kalau kita tak bergerak, dunia juga tidak akan melakukan sesuatu. Tanggung jawab kita semua untuk segera menghentikan pertumpahan darah di Suriah,” kata Mursi sambil meminta kubu oposisi Suriah untuk bersatu.
Mursi mengungkapkan, komite empat negara untuk solusi Suriah akan segera menggelar pertemuan. Mursi mengusulkan pembentukan komite empat negara itu pada konferensi tingkat tinggi luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Mekkah, pertengahan Agustus. Anggota komite itu adalah Arab Saudi, Turki, Iran, dan Mesir. Namun, tak dijelaskan kapan dan di mana komite tersebut akan menggelar pertemuan.
Sebelumnya, Mursi juga menyampaikan pidato cukup keras soal isu Suriah pada KTT Gerakan Nonblok di Teheran, Iran, akhir Agustus, yang menyebabkan delegasi Suriah meninggalkan ruang sidang.
Sehari sebelumnya, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa- Bangsa dan Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi di depan Sidang Majelis Umum PBB di New York menyampaikan, ia dan wakilnya, Nasser Al Kidwa, akan berusaha mewujudkan perdamaian di Suriah.
Brahimi akan mengunjungi Mesir untuk menemui Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al Arabi, kemudian menuju Damaskus menemui pimpinan Suriah.
Pengganti Kofi Annan itu mengatakan, masa depan Suriah ditentukan oleh rakyat Suriah sendiri, bukan pihak lain. Peran masyarakat internasional hanya sebagai pelengkap.