Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Remaja Tibet Tewas Bakar Diri

Kompas.com - 29/08/2012, 05:44 WIB

Beijing, Selasa - Dua remaja Tibet usia belasan tahun membakar diri sampai tewas di China barat daya, hari Senin lalu. Dengan demikian, jumlah korban aksi protes bakar diri di Tibet mencapai 51 orang sejak 2009.

Menurut organisasi Free Tibet yang bermarkas di London, Selasa (28/8), dua remaja itu adalah biarawan Buddha, Lobsang Kalsang (18), dan mantan biarawan, Damchoek (17). Mereka meninggal dunia di rumah sakit beberapa saat setelah mereka membakar diri di dekat Biara Kirti di kota Aba, Provinsi Sichuan.

Wilayah China yang banyak dihuni warga Tibet ini memang sering diguncang aksi protes, terutama sejak seorang biarawan bernama Phuntsog tewas bakar diri di Kirti, Maret 2011. Sejak itu, belasan biarawan dan biarawati muda beruntun membakar diri, sebagian besar tewas.

Sebelum itu, insiden bakar diri pertama di kawasan ini terjadi 2009, saat seorang biarawan muda mengguyur dirinya dengan minyak lalu membakar dirinya seraya membawa gambar pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama. Aparat keamanan kemudian menembak pemrotes itu dan membawanya ke rumah sakit.

Tak berkomentar

Tak satu pun penghuni biara Kirti berkomentar ketika ditanya soal insiden terakhir ini. Pejabat berwenang di Aba juga tak bersedia berkomentar.

Menurut Free Tibet, Damchoek adalah saudara lelaki Tenzin Choedon, seorang biarawati remaja yang membakar diri, Februari lalu. Dua remaja itu dilaporkan meneriakkan slogan memprotes kebijakan China saat menyulut api ke tubuh mereka.

Warga Tibet sudah lama bersitegang dengan penguasa seiring meningkatnya pengekangan beragama bagi warga Tibet, serta budaya mereka yang banyak digerus pengaruh kuat warga Han, etnis utama di China.

China menuding pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama yang berada di pengasingan sebagai pemicu meningkatnya aksi protes terhadap penguasa China, yang menguasai wilayah Tibet sejak tahun 1959. Pemerintah China selalu menyebut Dalai Lama sebagai tokoh ”separatis”.

(AFP/AP/Reuters/sha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com