SYDNEY, KAMIS -
Maskapai itu mengumumkan kerugian bersih sebesar 244 juta dollar Australia. Padahal, tahun sebelumnya, Qantas masih membukukan laba bersih 250 juta dollar AS. Laba sebelum pajak hingga 30 Juni sebesar 95 juta dollar Australia, turun dari 552 juta dollar Australia pada periode sama tahun sebelumnya. Adapun pendapatan sebesar 15,7 miliar dollar Australia.
”Qantas telah melalui periode yang luar biasa dalam 12 bulan terakhir ini. Kami telah membuat kemajuan penting dalam strategi grup, yaitu membangun kekuatan bisnis domestik dan program pelanggan serta pertumbuhan Jetstar yang bagus di Asia,” ujar CEO Qantas Alan Joyce.
Hasil yang menyedihkan ini memang sudah diperkirakan sebelumnya. Qantas telah mengeluarkan peringatan bahwa jalur internasionalnya mengalami kesulitan karena harus menghadapi penurunan operasional global terkait kondisi krisis ekonomi di Eropa dan kenaikan harga bahan bakar.
Selain itu, penguatan kurs dollar Australia dan perselisihan dengan serikat pekerja mengenai kenaikan gaji juga membebani maskapai ini. Perselisihan itu memaksa Joyce menghentikan operasional Qantas selama 48 jam, Oktober.
Walaupun laporan keuangannya buruk, harga saham Qantas naik 4,2 persen menjadi 1,22 dollar Australia pada perdagangan di bursa. Para investor lega karena Qantas memutuskan menunda pemesanan 35 Boeing 787-9 Dreamliner.