Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerusalem, Suatu Hari

Kompas.com - 03/08/2012, 02:17 WIB

Oleh Trias Kuncahyono

Kami masuk ke Jerusalem Lama lewat Pintu Gerbang Sampah—disebut Pintu Gerbang Sampah karena di dekat pintu gerbang itu dulu digunakan untuk pembuangan sampah—suatu hari belum lama ini.

Letak Pintu Gerbang Sampah itu hanya beberapa meter sebelah barat Bab Al-Magharbeh atau Pintu Gerbang Dung. Keduanya ada di tembok bagian selatan Jerusalem Lama, di Wilayah Yahudi. Jerusalem Lama secara imajiner dibagi jadi empat wilayah: wilayah Muslim, Kristen, Armenia, dan Yahudi.

Masuk lewat Pintu Gerbang Dung inilah akses terdekat untuk sampai ke Al-Buraq atau Tembok Ratapan atau Tembok Barat, tempat suci bagi umat Yahudi. Dari pintu gerbang sampai Tembok Ratapan, tak lebih dari 100 meter jaraknya.

Sekitar 20 meter dari Pintu Gerbang Dung dibangun tempat pemeriksaan keamanan. Orang harus masuk satu-satu, diperiksa secara teliti, termasuk barang bawaannya. Sepanjang jalan mulai dari pintu gerbang sampai tempat pemeriksaan, banyak pengemis yang mengharap kemurahan hati peziarah.

Ke Tembok Ratapan itulah, Minggu (29/7), kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Mitt Romney, berkunjung. Dari foto yang disebarkan kantor berita Associated Press, terlihat Romney yang mengenakan kippah atau yarmulke—topi kecil berbentuk piring yang biasa digunakan orang Yahudi, misalnya, saat berdoa dan makan—tengah berdoa di depan Tembok Ratapan dengan tangan kanannya ditempelkan pada tembok.

Foto itu sebenarnya tidak istimewa. Yang istimewa adalah pernyataan Romney: Jerusalem adalah ibu kota Israel! Karuan saja pernyataan itu memancing reaksi keras. Ketua perunding Palestina Saeb Erekat mengecam pernyataan itu. ”Orang yang bicara tentang solusi dua negara (Israel dan Palestina) harus mengetahui bahwa tidak akan ada negara Palestina tanpa Jerusalem Timur,” tegas Saeb Erekat.

Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest, menurut CNSNews.com, mengatakan, sikap Pemerintah AS sudah disepakati baik oleh Republik maupun Demokrat. Sikap AS adalah status akhir Jerusalem ditentukan lewat perundingan.

Status akhir Jerusalem, memang, menjadi salah satu perintang perdamaian, selain masalah permukiman, perbatasan, dan pengungsi. Sudah begitu banyak perundingan dan perjanjian ditandatangani, tetapi keempat masalah itu belum juga dapat diselesaikan. Israel, misalnya, selalu ngotot untuk tetap menguasai seluruh Jerusalem dan terus membangun permukiman baru di wilayah penduduk, di Tepi Barat.

Dan ketika suatu hari Romney membuat pernyataan, ia sama saja mengobarkan lagi api permusuhan yang tidak pernah padam antara Israel dan Palestina. Jerusalem, memang menurut literatur sakral Yahudi seperti dikutip Simon Sebag Montefiore dalam Jerusalem The Biography, digambarkan berciri-ciri feminin—seorang perempuan yang selalu sensual, selalu cantik, tapi kadang seorang pelacur, kadang seorang putri yang terluka ditinggal kekasih, dan lain waktu diperebutkan kembali.

Tetapi Jerusalem tetaplah Kota Suci, yang selalu dikunjungi para peziarah untuk mencari damai di hati, seperti hari itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com