Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinamika Islam Perspektif Keindonesiaan

Kompas.com - 08/07/2012, 04:13 WIB

Keislaman Indonesia

Tak hanya itu, Halid Alkaf juga memetakan landasan epistemologi dan aksiologi Islam liberal di Indonesia. Misalnya, dalam interpretasi teks keagamaan. Para pembaru Islam liberal memiliki beberapa corak, di antaranya: substantif dalam memahami ajaran agama; kontekstual dengan penafsiran pada situasi dan kondisi; serta rasional, yaitu memaknai ajaran agama berdasar nalar kemanusiaan yang sehat dan obyektif. Tokoh utama dalam barisan ini adalah Harun Nasution, Nurcholis Madjid, Abdurrahman Wahid, Djohan Effendy, Ahmad Wahib, hingga generasi kekinian, yaitu Musdah Mulia (teologi feminisme), Kautsar Azhari Noer (tasawuf inklusif), Zainun Kamal (pluralisme agama), dan Ulil Abshar Abdalla (teologi liberal).

Adapun dalam ranah teologi keagamaan, prinsip utama didasarkan pada teologi rasionalistik, humanistik, dan universalistik. Ini bisa dilihat dari lembaga-lembaga para tokoh Islam liberal, seperti Paramadina, Jaringan Islam Liberal, Lakspesdam NU, dan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).

Dalam metodologi instinbat hukum, pemikir Islam liberal Indonesia menganut fikih yang berorientasi dan mendukung kemaslahatan umat secara umum tanpa terjebak fanatisme mazhab. Pelbagai pendekatan dan metode dipakai, di antaranya diferensiasi, substansialisme, ekualitas, ekumenisme, dan konstitusionalisme. Metodologi ini menjadi landasan para pemikir muslim progresif-liberal Indonesia untuk satu tujuan: memahami dan menggali nilai-nilai Islam dengan perspektif keindonesiaan.

Namun, buku ini cenderung melebih-lebihkan keagungan Islam liberal. Fakta yang ada di Indonesia, Islam liberal belum mampu membangun pendekatan persuasif dan strategi yang efektif agar bisa diterima semua kalangan. Sementara Halid Alkaf terlampau mengimajinasikan Islam liberal secara umum di Indonesia. Pada titik ini, tulisan terkesan ingin mengampanyekan Islam liberal di Indonesia sebagai kredo politik keislaman kontemporer.

Terlepas dari itu, buku ini mampu menjawab tuntas pelbagai kritik yang ditujukan kepada pemikir Islam liberal Indonesia. Singkatnya, Islam liberal Indonesia—walau kerap menuai kontroversi—sejatinya berdiri pada kehendak untuk membawa pesan universal agama dengan menyesuaikan pada perkembangan zaman.

Wildani Hefni, Pengelola Rumah Baca PesMa Darun Najah IAIN Walisongo Semarang 

***

• Judul: The Growth Map: Economic Opportunity in the BRICs and Beyond 
• Penulis: Jim O’Neill 
• Penerbit: Penguin Group, 2011 
• Tebal: 248 halaman 
• ISBN: 978-1-59184-481-5

Sepuluh tahun lalu, Jim O’Neill meramalkan ekonomi dunia akan digerakkan oleh pertumbuhan empat negara: Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC). Asumsinya pertumbuhan bersumber pada produktivitas dan ini menjadi peluang bagi negara dengan jumlah penduduk usia produktif tinggi. Apalagi, jika didukung oleh teknologi dan infrastruktur. Tahun 2011, terbukti kinerja ekonomi ke empat negara dengan total populasi sekitar 2,8 miliar itu melampaui prediksinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com