Korea Utara Dilanda Kekeringan Terburuk

SEOUL, KOMPAS.com - Daerah barat dan tengah Korea Utara dilanda kekeringan terburuk dalam satu abad. Media lokal menyatakan kekeringan di provinsi bagian tenggara Pyongyang cukup serius dan bisa menyebabkan krisis pangan.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) menyatakan, Sabtu (23/6/2012), hampir 20.000 hektare lahan pertanian di Provinsi Hwanghae Utara mengalami kekeringan pada 23 Juni dan tanaman-tanaman di provinsi itu tidak tumbuh selama musim kering ini. Kota kecil Hwangju, lumbung utama di provinsi tersebut, merupakan salah satu yang terdampak.

Hwangbo Anak-Nyo, seorang wanita tua yang tinggal di Koyon-ri, seperti dikutip KCNA, mengatakan, dia belum pernah menyaksikan cuaca sekering itu di daerah tersebut dalam 70 tahun terakhir.

Ri Sun-pom, ketua Komite Ekonomi Pedesaan, juga mengatakan kepada badan tersebut, bahwa pihaknya sulit untuk mengharapkan panen lebih dari 2.000 hektare ladang jagungnya di daerah itu meskipun benih sudah ditabur tiga kali.

KCNA melanjutkan laporannya bahwa sebagian besar waduk di daerah itu sudah kering dan beberapa sawah kekurangan air. "Situasi ini menghambat kelancaran pasokan pangan bagi penduduk," ujarnya.

Awal bulan ini, KCNA mengatakan, daerah pesisir barat Korea Utara juga serius dipengaruhi oleh kekeringan yang dimulai pada akhir April, dan ditandai curah hujan terendah dalam satu abad terakhir.

Dalam laporannya dari Pyongyang pada 13 Juni, curah hujan di beberapa bagian Pyongyang, Provinsi Phyongan Selatan, dan Utara, serta Provinsi Hwanghae Selatan hanya satu sampai lima milimeter. Ini merupakan angka curah hujan terendah bagi Kota Pyongyang dalam 105 tahun terakhir.