Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Damaskus Mulai Diperebutkan

Kompas.com - 12/06/2012, 17:53 WIB

"Akibat listrik mati, sebuah bahan stok bahan makanan di dalam lemari pendingin dan pembeku rusak," kata Usama, seorang pemilik toko di Damaskus. Kepada CNN, Usama mengaku akhirnya memutuskan untuk menutup usahanya.

"Apa gunanya memiliki toko jika tidak ada yang membeli dan orang-orang tidak punya uang untuk dibelanjakan, dan jika mereka hanya berbelanja kebutuhan yang paling pokok saja," ujarnya.

Di saat perekonomian yang memburuk itu, kehadiran aparat keamanan di kedua kota besar itu diperkuat. Sebuah video yang dirilis oposisi menunjukkan truk-truk militer dan ratusan tentara menggunakan stadion olahraga utama di Damaskus sebagai markas.

"Sangat berbeda ketika saya di sini enam bulan lalu," Deborah Amos, koresponden untuk National Public Radio (NPR), AS, melaporkan dari Damaskus, Sabtu (9/6/2012).

"Waktu itu kota ini hidup. Orang-orang keluar pada malam hari. Mereka nongkrong di kafe dan restoran. Sekarang, di malam hari, orang-orang pulang, dan waktunya tentara mengambil alih," Amos melaporkan.

Para pengamat berpendapat keputusan Presiden Assad untuk menggunakan kekuatan militer berlebihan terhadap kota-kota kedua seperti Homs hanya akan melebarkan jangkauan gerilyawan ke kota-kota yang menjadi benteng dukungan pemerintah.

"Rezim itu seperti menabur gigi naga," tulis Joshua Landis. "Untuk satu pemberontak yang tewas, sejumlah orang muncul menggantikannya."

Sejauh ini, kekuasaan Assad masih kuat. Assad masih memiliki pendukung setia dan senjata yang lebih kuat dibandingkan para pemberontak. Namun citra bahwa pemerintah masih memegang kendali sudah mulai ternoda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com