Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi China Tangkap dan Pukuli Aktivis

Kompas.com - 04/06/2012, 02:44 WIB

BEIJING, KOMPAS - Aparat kepolisian China, Minggu (3/6), secara brutal memukuli dan menahan para aktivis yang mencoba menggelar acara peringatan 23 tahun tragedi brutal dan berdarah di Lapangan Tiananmen.

Sedikitnya 20 aktivis di Provinsi Fujian ditangkap dan ditahan. Lebih dari 30 orang penandatangan petisi ditahan dan dipaksa pulang kembali ke provinsi asal mereka.

”Sebanyak 20 aktivis diberhentikan oleh sejumlah aparat kepolisian yang langsung memukuli mereka dengan brutal di Lapangan 1 Mei, pagi tadi. Polisi-polisi itu berteriak akan memukuli mereka semua sampai mati,” ujar Shi Liping, istri aktivis Lin Bingxing.

Shi mengaku khawatir suaminya dalam kondisi terluka parah akibat dipukuli saat ditangkap dan kemudian ditahan. Shi menceritakan hal itu lewat telepon dari Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian.

Namun, aparat kepolisian di kota itu membantah ada yang ditangkap dalam peristiwa tersebut.

Para aktivis China berjuang untuk mendapat pengakuan pemerintah terkait tragedi berdarah Lapangan Tiananmen, 3-4 Juni 1989. Saat itu Tentara Pembebasan Rakyat, angkatan bersenjata negeri ”Tirai Bambu” itu, menyerbu aksi damai pelajar dan mahasiswa yang menduduki lapangan di pusat kota Beijing itu.

Militer China menembaki para pengunjuk rasa dan warga sipil, dan diyakini menewaskan ribuan orang. Aksi brutal itu mengakhiri unjuk rasa damai menuntut demokrasi yang telah berlangsung enam pekan.

Lebih dari dua dekade berlalu, Beijing masih menganggap tragedi itu sebagai upaya mereka mengatasi ”pemberontakan kontrarevolusi” dalam bentuk ”badai politik”. Pemerintah China menolak mengakui kebijakannya sebagai kesalahan. Mereka juga menolak membayar kompensasi bagi keluarga para korban yang tewas.

Terkait pengawasan aparat mencegah peringatan tragedi Tiananmen, polisi Beijing menahan sedikitnya 30 aktivis asal Provinsi Zhejiang, sebelah timur China. Para aktivis itu ditangkap di stasiun kereta api Beijing ketika baru tiba, lalu segera dipulangkan ke kampung mereka di Wuxi dengan bus.

”Polisi bilang ke kami, karena itu terkait tanggal 4 Juni dan sepanjang periode sensitif itu mereka harus membersihkan setiap elemen tak stabil yang ada,” ujar Xie Qiming, salah seorang aktivis.

Pemberitaan seputar kejadian itu dihilangkan dari media pemerintah. Salah satu situs web perlawanan, www.molihua.org, beberapa hari terakhir menggalang dukungan agar warga memperingati tragedi dengan mengenakan pakaian hitam dan ”berjalan-jalan” pada tanggal 3-4 Juni ini. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com