Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghindari Narkoba

Kompas.com - 03/06/2012, 03:30 WIB

DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Saya mempunyai pengalaman yang tak dapat dilupakan dengan anak kakak saya yang tertular HIV dan hepatitis C karena menggunakan narkoba suntikan. Padahal, keponakan saya yang terinfeksi tersebut merupakan bintang pelajar. Sekarang dia hanya tinggal di rumah, tak dapat melanjutkan sekolah. Saya tak ingin kejadian tersebut berulang pada anak laki -laki saya.

Bagaimana memilih sekolah yang bebas narkoba? Apakah situasi penanggulangan narkoba di negeri kita telah memberikan hasil yang baik? Bagaimana cara menghindarkan anak dari penggunaan narkoba? Apakah bahaya narkoba juga diajarkan di sekolah? Apa tanda-tanda anak mulai menggunakan narkoba? Terima kasih atas penjelasan dokter.

M di J

Survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional dan Badan Penelitian Universitas Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2011 masih ada sekitar 3,8 juta pengguna narkoba di negeri kita. Narkoba yang paling banyak dikonsumsi adalah ganja, diikuti ekstasi, amfetamin, dan heroin. Memang dalam tiga tahun terakhir ini pengguna narkoba suntikan cenderung berkurang, sekurangnya menurut data Kelompok Studi Khusus HIV/AIDS RS Cipto Mangunkusumo. Mungkin program harm reduction yang salah satu kegiatannya adalah mencegah penggunaan jarum suntik bersama di kalangan pengguna narkoba mulai memperlihatkan hasil. Penurunan ini akan menurunkan risiko penularan HIV dan hepatitis C. Mudah-mudahan penurunan ini akan terus berjalan.

Pergaulan remaja di sekolah dan di luar sekolah tak dapat menjamin anak Anda akan terbebas dari godaan penggunaan narkoba. Remaja pada umumnya ingin mencoba sesuatu yang baru. Untuk pertama kali mencoba narkoba mungkin diberikan gratis, tetapi kalau sudah kecanduan terpaksa harus membayar dengan harga yang tidak murah.

Guru di sekolah telah dilatih untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba, tetapi Anda tentu memahami bahwa acapkali remaja lebih memercayai teman daripada guru atau orangtua mereka sendiri. Penggunaan narkoba di sekolah tampaknya menurun, tetapi penggunaan di luar sekolah masih marak. Meski yang digunakan terutama narkoba yang diminum atau diisap, penggunaan tersebut akan menimbulkan kecanduan. Selain itu, pengguna narkoba juga sering melakukan hubungan seksual yang tidak aman.

Penanggulangan narkoba pada pokoknya ditujukan pada tiga upaya, yaitu menghilangkan suplai, mengurangi penggunaan, dan mengurangi dampak buruk narkoba. Aparat hukum bertugas mencegah masuknya narkoba ke negara kita dan memberantas pengedaran narkoba di Indonesia. Dengan demikian, suplai narkoba dapat dihilangkan. Orangtua, guru, tokoh agama, dan tokoh masyarakat perlu berupaya menyadarkan masyarakat terutama remaja akan bahaya narkoba sehingga dapat mencegah adanya pemakai baru.

Sementara petugas kesehatan berupaya agar kelompok yang masih menggunakan narkoba untuk berhenti pakai dan untuk mereka yang sementara masih menggunakan agar penggunaan tersebut tidak berdampak pada penularan penyakit. Jadi tampaknya upaya penanggulangan narkoba adalah upaya kita bersama. Kesadaran atas bahaya narkoba harus ditanamkan sejak dini di rumah tangga, diperkuat oleh guru di sekolah, serta tokoh-tokoh masyarakat. Dalam keadaan sekarang ini, sulit mencari lingkungan permukiman atau sekolah yang bebas narkoba. Karena itu, cara terbaik adalah menanamkan keterampilan pada remaja agar mereka sanggup memilih kegiatan yang baik bagi diri mereka dan menjauhi kegiatan yang berdampak buruk.

Apakah negeri kita dapat bebas dari narkoba? Sebagai anggota ASEAN, Indonesia telah mencanangkan untuk ikut bebas narkoba bersama anggota ASEAN lainnya. Namun, jika kita belajar dari negara adikuasa seperti Amerika Serikat, kita harus berani menghadapi kenyataan bahwa tidaklah mudah menjadikan negara kita bebas narkoba. Amerika yang telah lama mencanangkan perang pada narkoba sampai sekarang masih menghadapi persoalan narkoba yang cukup serius.

Jadilah sahabat remaja

Komunikasi yang baik antara orangtua dan remaja dapat menjadi benteng untuk menghadapi narkoba. Jadilah sahabat remaja Anda sehingga dia dapat mengungkapkan perasaan dan persoalannya kepada Anda. Memang, dalam keadaan orangtua yang sibuk, acapkali kesempatan komunikasi antara remaja dan anak merupakan hal yang mewah. Namun, orangtua harus menyediakan waktu untuk itu dan membangun komunikasi dengan anak mereka. Waktu yang disediakan tidaklah sia-sia. Jika remaja dapat dibantu untuk tumbuh menjadi remaja yang peduli pada kesehatannya, pada masa depannya kita berharap meski lingkungan terus menggoda, mereka akan dapat bertahan kokoh demi masa depan mereka.

Jika remaja menggunakan narkoba, mungkin akan terjadi perubahan pada dirinya. Dia biasanya kurang memperhatikan diri, lebih banyak menyendiri, dan menghindar dari pengawasan orangtua. Dia mungkin tak mau makan bersama anggota keluarga lain dengan berbagai alasan. Prestasi sekolahnya mungkin juga menurun. Dia juga membutuhkan uang yang lebih banyak daripada biasa. Namun, ada juga remaja yang pandai bersandiwara sehingga orangtuanya baru tahu anak mereka menggunakan narkoba setelah anak tersebut menggunakannya bertahun-tahun.

Saya gembira Anda mengemukakan kekhawatiran mengenai remaja dan narkoba ini sehingga semoga semua orangtua yang mempunyai anak yang sedang beranjak remaja juga ikut peduli dan mendampingi anak mereka menjadi remaja yang bebas narkoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com