JAKARTA, KOMPAS -
Beberapa langkah yang telah diambil adalah menyiapkan cara dan jalur-jalur evakuasi, menetapkan lima wilayah rawan berstatus Darurat I, serta menetapkan tiga kota, yakni Damaskus, Aleppo, dan Latakia, sebagai titik-titik berkumpul para WNI untuk dievakuasi.
Pernyataan itu disampaikan Marty, yang tengah berada di Singapura, kepada Kompas saat dihubungi per telepon, Jumat (1/6). Pemerintah juga telah mendapat komitmen Pemerintah Suriah untuk menjamin keselamatan WNI saat memanggil kuasa usaha ad interim (KUAI) Suriah di Jakarta, Kamis.
”Jadi ada beberapa skenario evakuasi. Pertama evakuasi melalui jalur udara jika penerbangan komersial dan situasi bandar udara di dalam Suriah masih memungkinkan. Kami bisa menggunakan maskapai yang masih beroperasi atau mencarter pesawat,” ujar Marty.
Kemungkinan evakuasi kedua adalah melalui jalur darat, dengan membawa para WNI menuju negara-negara tetangga dekat Suriah.
Beberapa kota tujuan evakuasi itu, antara lain kota Amman di Jordania, yang dapat ditempuh sekitar satu jam lewat jalan darat dari Damaskus, atau ke kota Beirut, Lebanon, yang jarak tempuhnya sekitar 1,5 jam dari Damaskus.
”Semua pihak, terutama KBRI, selama ini selalu berhubungan dan melaporkan perkembangan situasi termasuk dengan seluruh WNI kita di sana. Saat ini para pemantau kita kan juga ada di Suriah, termasuk dalam tim pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Marty.
Terkait kematian seorang tenaga kerja wanita Indonesia di Suriah, Marty membenarkan hal itu, namun ia memastikan penyebab kematian tidak terkait konflik bersenjata di negeri itu.