Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tangkap Ratusan Warga Tibet

Kompas.com - 31/05/2012, 11:49 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Ratusan warga ditahan di Lhasa setelah dua orang membakar diri di ibu kota wilayah Tibet itu, Minggu, sebagai protes terhadap kekuasaan China, lapor sebuah lembaga penyiaran yang berbasis di AS, Kamis (31/5/2012).

Radio Free Asia mengatakan, pasukan keamanan China telah menangkap ratusan warga dan peziarah menyusul aksi protes tersebut. Aksi itu merupakan aksi protes signifikan pertama di kota yang dijaga ketat sejak kerusuhan mematikan terhadap Pemerintah China pada 2008.

Radio itu mengutip sebuah sumber lokal yang mengatakan sekitar 600 warga Tibet telah ditahan dan mereka yang berasal dari luar Daerah Otonomi Tibet (TAR) telah diusir. Pada saat protes itu terjadi, Lhasa dipenuhi peziarah Buddha-Tibet yang telah melakukan perjalanan ke kota itu untuk merayakan Saga Dawa, hari peringatan kelahiran Buddha.

Dua pengunjuk rasa, keduanya berasal dari luar TAR, membakar diri di depan Kuil Jokhang terkenal, sebuah lokasi ziarah populer di Lhasa tengah. Polisi segera memadamkan api itu dan salah satu dari dua orang itu selamat, lapor kantor berita resmi China, Xinhua. Keberadaan orang yang selamat itu saat ini tidak diketahui.

Insiden pada hari Minggu itu merupakan yang pertama kali di ibu kota Tibet tersebut, yang telah berada dalam penjagaan keamanan ketat sejak kerusukan anti-China yang mematikan pecah pada 2008.

Sejumlah penduduk Lhasa mengatakan, kota itu berada di bawah pengamanan yang lebih ketat lagi dari biasanya menyusul protes tersebut. Polisi dan petugas paramiliter kini bersiaga. Seorang warga yang dihubungi AFP, Senin, mengatakan, polisi sedang melakukan pemeriksaan identitas di jalanan dan bahwa sinyal telepon seluler telah diblokir.

Free Tibet, sebuah kelompok kampanye yang berbasis di London, juga mengatakan telah menerima laporan bahwa warga Tibet di Lhasa telah ditahan secara sewenang-wenang menyusul protes tersebut.

Sudah lebih dari 30 orang telah membakar di Tibet sejak awal Maret 2011 sebagai protes atas apa yang mereka katakan penindasan agama dan budaya oleh otoritas China. Warga Tibet sudah lama menderita di bawah cengkeraman kekuasaan China wilayah dataran tinggi Tibet yang luas. Mereka mengatakan, Beijing telah mengekang kebebasan beragama dan budaya mereka tengah terkikis oleh invasi orang China dari suku Han, kelompok etnis mayoritas di China.

Beijing berulang kali menegaskan bahwa warga Tibet menikmati kebebasan beragama dan telah memperoleh manfaat berupa peningkatan standar hidup dari ekspansi ekonomi yang dilakukan China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com