Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Taliban Inginkan Perdamaian

Kompas.com - 16/05/2012, 06:47 WIB
Kistyarini

Penulis

Masalah pertukaran tawanan menjadi penuh sensitivitas ketika AS mengupayakan pembebasan tentaranya, Sersan Bowe Bergdahl yang ditawan Taliban sejak 2009, dengan tahanan Taliban di Guantanamo.

Tampaknya pertukaran tahanan itu gagal setelah pemerintah Afganistan menuntut lima tahanan di Guantanamo direpatriasi. Sementara kelimanya menuntut diizinkan pergi ke Qatar untuk tinggal dengan keluarga mereka.

Motasim mengatakan, dia tidak mendapat informasi alasan para tahanan Taliban itu tidak dibebaskan meskipun mereka bukan dari Taliban garis keras. Itu menimbulkan anggapan pihak AS tidak jujur, kata Motasim, yang mengaku mengetahui bahwa Taliban sudah membuka kantor di Qatar

Pengakuan secara politis

Kata Motasim, kantor itu tidak mendapat pengakuan sebagai markas Taliban secara politis. Selama ini kantor tersebut dianggap terselubung dan juru runding AS menganggap mereka sebagai gerilyawan, bukan perwakilan politik Taliban. Menurut Motasim sebagian besar anggota Taliban yang bernegosiasi dengan pihak Amerika itu masuk dalam sanksi PBB.

Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi terhadap Taliban pada November 1999 karena menolak mengirim Osama bin Laden ke AS atau negara ketiga untuk diadili dalam dakwaan terorisme terkait pemboman terhadap Kedubes AS di Kenya dan Tanzania pada 1998.

Sanksi-sanksi yang meliputi larangan bepergian, embargo senjata dan pembekuan aset itu kemudian diperluas ke Al Qaeda. Pada Juli 2005, DK PBB memperpanjang sanksi-sanksi tersebut agar bisa menjangkau semua kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Taliban dan Al Qaeda.

"Mereka (AS) harus memberi kebebasan secara politis pada Taliban," kata Motasim.

Menjelang pelaksanaan KTT NATO di Chicago pekan depan, Motasim mengatakan dia memiliki pesan kepada para peserta

"Keputusan NATO seharusnya demi kebaikan Afganistan dan tidak mendorong lebih banyak kekerasan. Keputusan itu harus menyerukan diakhirinya perang, diakhirinya penyerbuan dan pembunuhan," tuturnya.

"Afganistan hancur, rakyatnya tercerai-berai, menjadi pengungsi, warga miskin meninggal di rumah mereka dan orang-orang asing pun meninggal di sini. Itu semua harus diakhiri," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com