Akan tetapi, setiap perusahaan perjalanan dan wisata tadi mengaku memutuskan sendiri kebijakan menyetop program wisata mereka dan bukan lantaran ada tekanan dari pemerintah.
Dalam editorial China Daily tadi juga disebutkan, pemerintah dan pimpinan Filipina selalu berupaya menyudutkan China sampai ke posisi di mana tidak ada lagi pilihan, selain menggunakan senjata. ”Sejak zaman dahulu kala, negeri kami menganggap perang adalah langkah terakhir dalam hubungan antarnegara,” demikian editorial itu.
Akan tetapi, mereka menilai, Manila hidup dalam sebuah dunia fantasi dengan salah menganggap kesabaran China sebagai bentuk ketakutan.
Sebelumnya, dalam editorial surat kabar yang sama sepekan terakhir, Pemerintah China disebut sudah bersiap menggunakan keunggulan militer untuk menghancurkan Filipina.
Saat ini, kedua belah pihak sama-sama menempatkan kapal-kapal sipil mereka di perairan sekitar dangkalan Scarborough sejak 8 April.
Selain menghambat kunjungan turis dari China, Beijing juga mengeluarkan kebijakan konkret lain untuk ”menekan” Filipina.
Mereka memperketat pengawasan impor buah-buahan asal Filipina, salah satunya buah pisang. China merupakan pengimpor satu-satunya dan terbesar buah pisang produksi Filipina.