Kairo, Kompas -
Khalfan lewat jejaring sosial Twitter yang dikutip situs Alarabiya mengatakan, Uni Emirat Arab (UEA) kini memiliki kekuatan militer yang patut diperhitungkan Iran. Ketika Iran menduduki tiga pulau itu pada awal dekade 1970-an, UEA belum memiliki kekuatan militer. Namun, lanjutnya, UEA kini memiliki kekuatan militer yang modern.
Kamis lalu, Kepala Staf Angkatan Laut Pengawal Revolusi Iran Ali Fadavi kepada televisi Iran berbahasa Arab, Al-Alam, mengungkapkan, Iran menempatkan satuan marinirnya di Pulau Abu Musa, Tunb Besar, dan Tunb Kecil mengingat pentingnya tiga pulau itu.
Fadavi menegaskan, klaim UEA dan negara Arab Teluk atas kepemilikan tiga pulau itu tidak bisa diterima.
Isu tiga pulau tersebut kembali memanas menyusul kunjungan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke Pulau Abu Musa, awal April lalu. Maklum, Iran dan UEA berebut klaim atas tiga pulau yang terletak di perairan Teluk Arab, atau versi Iran, Teluk Persia.
Presiden Ahmadinejad dalam kunjungan itu mengklaim, Iran memiliki berbagai dokumen yang mendukung kepemilikan Iran atas Pulau Abu Musa.
Pernyataan Presiden Iran tersebut segera memicu kemarahan Pemerintah UEA. Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed menegaskan, tidak adanya solusi atas konflik Iran-UEA menyangkut tiga pulau itu akan mengancam keamanan dan perdamaian dunia.
Arab Saudi juga mengecam kunjungan Ahmadinejad ke Pulau Abu Musa yang disebut sebagai pelanggaran atas kedaulatan UEA.
Sebaliknya, Iran memperingatkan negara-negara Arab Teluk bahwa masalah akan semakin kompleks jika negara-negara Arab Teluk tidak menangani isu konflik Iran-UEA soal tiga pulau tersebut secara hati-hati.
Para analis mengatakan, kunjungan Ahmadinejad ke Pulau Abu Musa merupakan upaya Iran untuk mengalihkan perhatian Barat dari isu program nuklir Iran dan tekanan Barat terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah, sekutu dekat Iran.
Iran menduduki Pulau
Pulau Abu Musa terletak dekat Selat Hormuz. Jarak antara Pulau Abu Musa dan pantai kota Sharjah di UEA sekitar 36 kilometer, sedangkan jarak terdekat ke pantai Iran sekitar 69 kilometer. Pulau Abu Musa memiliki nilai strategis secara ekonomi karena diduga mengandung minyak dan gas.
Pulau Abu Musa kini dihuni lebih dari 1.500 warga suku Arab yang beraktivitas sebagai nelayan dan petambang mutiara.
Sejak 1980, otoritas Iran melakukan aksi Iranisasi di pulau itu dengan melarang mengibarkan bendera emirat Sharjah. Mereka juga mengubah komposisi penduduk dengan memperbanyak warga Iran di pulau itu.
Pada 1992, Pemerintah UEA mengancam akan membawa masalah pendudukan Iran atas tiga pulau tersebut ke Mahkamah Internasional. Ancaman UAE itu memaksa Iran bersedia hadir dalam pertemuan di Abu Dhabi pada 1994 untuk membahas masa depan tiga pulau tersebut.
Dalam pertemuan itu, Iran menolak merundingkan Pulau Tunb Besar dan Tunb Kecil. Iran hanya bersedia membicarakan Pulau Abu Musa. Pertemuan tersebut berakhir tanpa ada solusi. Setelah itu tidak pernah lagi digelar perundingan sampai saat ini.