Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad Tiga TKI Diotopsi Ulang di Lombok

Kompas.com - 26/04/2012, 08:14 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Otopsi ulang terhadap dua dari tiga jasad tenaga kerja Indonesia asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dilakukan Kamis pagi ini. Satu jenazah lainnya diotopsi pada Jumat (27/4/2012).

Otopsi dimulai terhadap jasad Herman (34) dan Abdul Kadir Jaelani (25) di lokasi pekuburan umum di kampung halaman mereka, Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. Sementara otopsi jasad Mad Nur (28), yang juga dimakamkan di kampung halamannya, Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, akan dilakukan Jumat pagi.

"Otopsi ditangani Rumah Sakit Polri Bhayangkara Mataram, NTB, dengan melibatkan enam dokter forensik," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, Kamis, di Jakarta.

Perwakilan unit teknis BNP2TKI wilayah NTB, yakni Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Mataram, Selasa lalu, sudah mendapat persetujuan otopsi ulang berupa pernyataan tertulis dari keluarga TKI korban penembakan polisi Malaysia itu. BP3TKI Mataram juga telah menyampaikan surat persetujuan tersebut kepada Polda NTB, Rabu.

Biaya otopsi, menurut Jumhur, ditanggung BNP2TKI.

Ketiga TKI itu meninggal secara mengenaskan akibat penembakan oleh polisi saat melaksanakan razia di kawasan pelabuhan, Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia, pada 25 Maret 2012 dini hari.

"Tembakan berkali-kali itu menembus bagian depan kepala dan tubuh sekitar dada," ujarnya.

Rumah Sakit Port Dickson melakukan otopsi pada 26 Maret. Ketiga jenazah itu dipulangkan ke Indonesia pada 6 April untuk kemudian dikuburkan di daerah asalnya sehari kemudian.

Para TKI itu berangkat ke Malaysia pada pertengahan 2010 dan bekerja di sektor konstruksi serta perkebunan sawit di Negara Bagian Negeri Sembilan.

Mengenai dugaan jasad TKI sebagai korban perdagangan organ tubuh, Jumhur menjelaskan, hasil otopsi ulang akan membuktikan ada tidaknya kemungkinan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com