Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UEA dan Iran Tersandung Pulau

Kompas.com - 13/04/2012, 18:04 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pada Rabu (11/4/2012), Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahayan mengecam kunjungan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke Pulau Abu Musa. Padahal, sebagaimana warta AFP pada Jumat (13/4/2012), pulau itu masuk dalam wilayah UEA. "Ini pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan UEA," kata Al-Nahayan menegaskan.

Lantaran itulah, UEA resmi memanggil pulang duta besarnya untuk Iran. "Kementerian luar negeri telah memangil pulang duta besarnya untuk Republik Islam Iran, Saif Mohammed Abid al-Zaabi untuk konsultasi," katanya.
   
Sementara, pihak Iran dalam pernyataannya mengatakan kalau kunjungan Ahmadinejad sebetulnya murni masalah domestik. "Kunjungan presiden ke pulau Abu Musa adalah satu urusan domestik yang dilakukan dalam rangka kunjungan-kunjungan presiden ke provinsi," kata wakil menteri luar negeri yang menangani masalah-masalah Arab dan Afrika Hossein Amir Abdolahian yang dikutip media.
   
"Republik Islam itu memiliki keinginan sangat serius untuk meningkatkan dan mengonsolidasikan hubungan antara dua negara dan menegaskan perundingan bilateral untuk menyelesaikan setiap masalah yang mungkin menimbulkan salah pengertian," tambahnya.
   
Baik Iran maupun UEA mengklaim kedaulatan atas Abu Musa dan dua pulau lainnya di Teluk bagian selatan itu. "Ini adalah satu kemunduran bagi semua usaha dan upaya yang dilakukan UAE untuk mencarikan satu penyelesaian damai pendudukan Iran atas tiga pulau UAE," kata Menlu Al-Nahayan.
   
"Kunjungan ini tidak akan mengubah status pulau-pulau ini yang adalah bagian dari daerah nasional UEA," kata pernyataan berbahasa Inggris itu.
   
Dalam kunjunganya ke pulau yang disengketakan Rabu, Ahmadinejad menegaskan dokumen-dokumen sejarah membuktikan Teluk Persia itu adalah milik Persia, kata kantor berita resmi Iran IRNA.
   
Pemimpin Iran itu mengatakan nama "Teluk Persia" berasal dari kebudayaan, peradaban dan opini kuat" dari daerah itu. "Sejak beberapa ribu tahun lalu, kebudayaan utama di sebagian besar dunia adalah kebudayaan dan peradaban Iran dan jelas bahwa penamaan jalur pelayaran bisa didasarkan pada nama kebudayaan dan tanah ini," katanya.
   
Sheikh Abdullah, yang mengunjungi Iran Februari, mengatakan tindakan Ahmadinejad dan retorika provokatif mengungkapkan  pernyataan-pernyataan palsu menyangkut keinginannya untuk menjalin hubungan baik dengan UAE dan negara-negara kawasan itu.
   
Ketua Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) Abdullatif al-Zayani Rabu mengecam kunjungan Ahmadinejad itu. "Kunjungan ini adalah pelanggaran terang-terangan kedaulatan UEA dan tidak mengubah kepemilikan sah dan bersejarah UEA atas tiga pulau yang diduduki Teheran itu," kata Zayani dalam pernyataan.
   
"Ini adalah satu provokasi yang tidak bertanggung jawab dan tidak sejalan dengan kebijakan GCC untuk mempertahankan hubungan bertetangga yang baik dengan Iran," tambahnya.
   
Blok GCC beranggotakan enam negara termasuk Arab Saudi, UEA, Bahrain, Oman, Qatar, dan Kuwait.
   
Asosiasi Sepakbola UEA juga membatalkan pertandingan antara dua negara gara-gara sengketa itu. "Pertandingan ini (menurut rencana akan diselenggarakan Selasa di UEA) dibatalkan sejalan dengan sikap resmi UEA menyangkut kunjungan Presiden Iran itu ke Abu Musa," kata Yusef Serkal,seorang pejabat penting dari Asosiasi Sepakbola Emirat dalam peryataan, Kamis.
   
Iran, sewaktu berada di bawah kekuasaan shah yang didukung Barat, memperoleh kekuasaan atas pulau-pulau Abu Musa, Lesser Tunb, dan Greater Tunb pada 1971, saat Inggris memberikan kemerdekaan kepada protektorat-protektorat Teluknya dan menarik pasukannya.
   
Abu Musa, satu-satunya dari tiga pulau yang memiliki penduduk, berada di bawah pemerintah bersama berdasarkan satu perjanjian dengan Sharjah, kini bagian dari UEA. Tetapi, pemerintah UEA mengatakan Iran sejak itu menguasai seluruh pulau itu yang mengawasi akses ke Teluk yang kaya minyak dan membangun satu bandara dan pangkalan militer di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com