Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Damaskus Diguncang Bom, Tetangga Menekan

Kompas.com - 18/03/2012, 02:54 WIB

Kairo, Kompas - Dua ledakan keras, Sabtu (17/3), mengguncang Damaskus, ibu kota Suriah. Akibat ledakan itu, sebanyak 44 orang tewas dan lebih dari 100 orang cedera. Sejumlah warga sipil dipastikan tewas akibat ledakan bom itu.

Para aktivis juga mengungkapkan, ada ledakan ketiga di dekat kamp pengungsi Palestina di kawasan Yarmouk.

Televisi pemerintah memberitakan, satu dari dua ledakan tersebut menghantam kantor intelijen Angkatan Udara dan ledakan lain terjadi di dekat kantor keamanan urusan kriminal.

Menurut televisi pemerintah itu, penyidikan awal menunjukkan dua ledakan itu berasal dari bom mobil dan dilakukan kelompok teroris. Teroris yang dimaksudkan di sini adalah segelintir pihak yang ingin menjatuhkan pemerintahan.

Pemerintah Suriah selalu beranggapan, pihak asing adalah motor utama di balik aksi oposisi, yang menuntut pergantian rezim. Kubu oposisi membantah turut berperan di balik aksi pengeboman itu.

Dalam tayangan televisi Aljazeera, masih terlihat pekatnya bubungan asap dari ledakan di distrik Al-Jamarik.

Juru bicara Dewan Pimpinan Revolusi, kubu oposisi, Murad Shami mengatakan ledakan ketiga terjadi beberapa menit dari dua ledakan sebelumnya di Jalan Tsalatsin dekat kamp pengungsi Palestina di kawasan Yarmouk. Suriah juga merupakan negara yang turut menampung warga Palestina, yang melarikan diri dari Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Dalam beberapa bulan terakhir, Damaskus dihantam serangan bersenjata dan ledakan bom. Pada 6 Januari, sebuah serangan bunuh diri menghantam Damaskus. Pada kejadian ini, 24 orang tewas dan 46 orang luka-luka, yang sebagian besar dari warga sipil. Pada 23 Desember 2011, dua bom mobil menghantam kantor keamanan dan menewaskan 30 orang.

Sama seperti ledakan terbaru itu, pelaku ledakan-ledakan sebelumnya juga tak pernah jelas.

Seruan Annan 

Dalam konteks politik, utusan khusus PBB dan Liga Arab, Kofi Annan, memperingatkan dampak krisis di Suriah jika tidak segera diatasi secara benar. Ia meminta negara-negara anggota Dewan Keamanan (DK) PBB bersatu menekan Presiden Bashar al-Assad. 

Annan, Sabtu, seusai memberi keterangan di forum DK PBB, mengatakan, hendaknya semua pihak berhati-hati menangani isu Suriah. Ini bertujuan untuk menghindari eskalasi yang bisa mengganggu stabilitas kawasan. Menurut Annan, kondisi di Suriah lebih kompleks dari kondisi di Libya.

Ia juga memperingatkan, jika otoritas Suriah masih mengulur-ulur waktu, masyarakat internasional segera mengambil sikap tegas.

Ia menambahkan, ia secara pribadi telah menyampaikan kepada para pejabat Suriah ketika berkunjung ke Damaskus bahwa rakyat Suriah sudah lelah dengan penderitaan. Otoritas Suriah harus memperhatikan aspirasi rakyat agar bisa meraih stabilitas. 

Di forum DK PBB Annan mengungkapkan, jawaban otoritas Suriah atas usulannya tentang solusi krisis Suriah mengecewakan. Namun Annan mengatakan, komunikasi dengan otoritas Suriah masih berlanjut.

Ia menambahkan, usulannya terdiri dari enam butir dan masih terus dibahas dengan otoritas Suriah. Menurut Annan, ia mengirim tim ke Damaskus pekan depan untuk mendiskusikan lagi usulan itu dengan pihak-pihak terkait di Damaskus.

Tak banyak berharap

Anggota Dewan Nasional Suriah (SNC), Farouk Taefour, kepada harian Aharq al Awsat mengatakan, SNC tidak banyak berharap pada misi Kofi Annan. Namun, misi Annan saat ini merupakan satu-satunya upaya di lapangan dan tidak ada pilihan bagi SNC kecuali mendukung serta menunggu hasilnya.

Anggota lain SNC, Muhammad Sarmini, juga menyatakan bahwa ada kriteria dasar yang harus dipenuhi bagi keberhasilan misi Annan. Kriteria dasar tersebut adalah solusi politik harus memenuhi aspirasi rakyat Suriah, yaitu Presiden Assad harus mundur.

Di Ankara, Pemerintah Turki menyatakan akan mempertimbangkan membentuk zona penyangga di kawasan perbatasan Turki-Suriah. Zona ini bertujuan untuk melindungi warga sipil Suriah dari serangan pasukan pemerintah. Turki juga menuduh pasukan Pemerintah Suriah telah menyebar ranjau di kawasan dekat perbatasan Turki-Suriah untuk mencegah warga sipil lari ke Turki.

Irak juga turut menekan Suriah dengan menghambat semua pasokan logistik dari Iran menuju Suriah, yang hendak diangkut lewat darat via Irak. Jubir pemerintahan Irak, Ali al-Dabbagh, Sabtu, di Baghdad menegaskan hal itu. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com