Di Doha, Annan bertemu Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifah al-Thani dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamd bin Jasim al-Thani. Annan mengakui misinya belum meraih kemajuan untuk mengakhiri krisis Suriah.
Rezim Suriah selalu menegaskan bahwa mereka tidak menghadapi kubu oposisi, tetapi sekelompok teroris yang sedang mengacau negara. Suriah selalu curiga bahwa aksi protes di Suriah didalangi Barat.
Mantan Sekjen PBB itu menjelaskan, pembicaraannya dengan Presiden Assad terfokus pada penghentian aksi kekerasan, perizinan untuk akses bantuan kemanusiaan, dan membuka dialog politik.
Menlu Qatar Sheikh Hamd bin Jasim al-Thani dalam wawancara dengan televisi Aljazeera juga berbicara soal kelanjutan tekanan terhadap Suriah. Sheikh Hamd menegaskan harus ada upaya politik terkait krisis Suriah, bukan sekadar penghentian aksi kekerasan. Jika tak dibarengi upaya politik, upaya untuk mengakhiri krisis Suriah akan gagal.
Menlu Qatar juga bicara tentang pengiriman senjata ke kubu oposisi. Dia mengatakan, rezim Suriah saat ini tengah melancarkan serangan militer dari desa ke desa dan dari kota ke kota.
”Berdasarkan hukum agama dan hukum internasional adalah hak setiap orang mempertahankan diri. Kami menawarkan pengiriman pasukan Liga Arab dan internasional ke Suriah. Tujuannya agar segera dilakukan solusi politik dan rakyat Suriah berpeluang mempertahankan diri,” ujar Sheikh Hamd.
Di lapangan, para aktivis Suriah—seperti diberitakan televisi Aljazeera—mengklaim telah menemukan 60 jenazah. Sebagian jenazah adalah perempuan dan anak-anak.
Para korban serangan ini ditemukan di distrik Karam Zaitun dan Al-Adawiyah di kota Homs. Ini adalah kota ketiga terbesar di Suriah dan merupakan basis utama kubu oposisi.