Juru bicara kabilah Arhab dan Naham di utara ibu kota Sana’a, Muhammad Mabhut al Arshani, menegaskan, kabilah Arhab dan Naham akan meletakkan senjata dan ikut berpartisipasi dalam memberi hak suara untuk memilih Mansour Hadi sebagai presiden baru.
Kabilah Arhab dan Naham terlibat peperangan dengan pasukan pengawal republik loyalis Presiden Ali Abdullah Saleh selama sembilan bulan terakhir ini. Kabilah Arhab dan Naham dikenal antirezim Presiden Abdullah Saleh.
Namun demikian, seruan boikot pilpres terus dikumandangkan kelompok-kelompok oposisi radikal, seperti kelompok Syiah Houthi di provinsi Saada, Tanzim Al Qaeda, dan Gerakan Separatis Yaman Selatan.
Salah seorang Pemimpin Gerakan Separatis Yaman Selatan Qasim Askar Gabran mengatakan, kepada televisi Aljazeera, Gerakan Separatis Yaman Selatan akan mengerahkan semua pengikut dan simpatisannya untuk menghadang warga yang akan berangkat ke TPS.