Tuduhan Israel itu kebetulan didukung kenyataan bahwa serangkaian serangan itu terjadi bersamaan dengan peringatan atas kematian dua tokoh militer Hezbollah, Imad Mughniyeh dan Abbas Mussawi. Mughniyeh tewas akibat ledakan bom mobil di Damaskus pada 12 Februari 2008, dan Mussawi, sekretaris jenderal kelompok itu, tewas oleh peluru kendali Israel pada 16 Februari 1992.
Imad Mughniyeh bukan orang biasa, tetapi ia adalah arsitek di balik penculikan dan penyanderaan tentara Israel di Lebanon. Ulah Mughniyeh itu yang mendorong Israel melancarkan serangan ke Lebanon pada Juli 2006.
Aksi serangan serupa, seperti terhadap sasaran kepentingan Israel di India, Georgia, dan Thailand, mungkin akan terus berlanjut di masa mendatang, bahkan dalam bentuk serangan lebih besar jika tidak segera tercapai semacam kesepahaman tak tertulis antara Israel dan Iran untuk menghentikan aksi saling menyerang.
Salah satu syarat bisa tercapai semacam kesepahaman seperti itu adalah Israel dan Barat harus menghentikan aksi pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran. Jika kedua pihak gagal mencapai kesepahaman semacam itu, yang akan terjadi adalah bencana karena kedua pihak sama-sama memiliki potensi besar untuk melaksanakan aksi saling menyerang.