Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Jiwa di Eropa Terus Bertambah

Kompas.com - 06/02/2012, 04:04 WIB

Kiev, Minggu - Korban jiwa akibat cuaca dingin yang menyapu Eropa terus bertambah, Minggu (5/2). Udara dingin dan salju juga mengganggu layanan transportasi. Otoritas meteorologi Eropa memperingatkan, suhu membekukan akan tetap bertahan sampai pekan depan.

Ratusan orang kehilangan jiwa di Eropa timur yang disapu udara dingin, dengan total korban tewas lebih dari 260 orang. Cuaca yang membekukan kini bergerak ke barat, menyebabkan penutupan bandar udara serta menunda jadwal penerbangan pesawat dan perjalanan kereta api.

Sembilan orang lagi tewas karena cuaca dingin di Ukraina, seperti disampaikan badan layanan darurat negeri itu. Jumlah warga tewas selama sembilan hari terpaan udara dingin membekukan di negara bekas Uni Soviet itu mencapai 131 orang. Sebanyak 1.800 orang dirawat di rumah sakit karena penyakit yang ada hubungannya dengan cuaca dingin.

Serangan cuaca dingin ekstrem yang terparah di Ukraina dalam enam tahun terakhir itu telah menguji jaringan sosial negara tersebut. Banyak dari korban tewas adalah warga tunawisma, yang membeku saat temperatur pada malam hari mencapai minus 33 derajat celsius. Jenazah mereka ditemukan di jalan-jalan di bawah salju, di sungai, dan di ambang pintu.

Stasiun kereta api di ibu kota Kiev menjadi tempat perlindungan bagi kaum tunawisma untuk mendapatkan kehangatan pada malam hari. Lebih dari 3.000 tenda dengan pemanas telah didirikan di seluruh negeri sebagai akomodasi darurat serta makanan dan minuman dibagikan kepada para warga tunawisma.

Bertahan

Steven Keates dari Kantor Meteorologi Inggris mengatakan, kondisi musim dingin ekstrem ini diperkirakan akan bertahan dan menyebar ke daerah-daerah lain. ”Tetap sangat dingin. Suhu mungkin tidak seekstrem pekan lalu, tetapi masih sangat dingin,” katanya kepada Reuters.

Keates mengatakan, gelombang udara dingin yang membawa salju dan es ke Inggris kini menuju Belgia dan Jerman.

Layanan transportasi udara dari Inggris dan Perancis paling terpukul, dan peringatan cuaca buruk dikeluarkan di sebagian besar bandara di kedua negara itu. Bandara Heathrow di London, bandara tersibuk di Eropa, memutuskan hanya menjalankan 70 persen dari layanan normal pada hari Minggu.

Penerbangan terganggu karena salju setebal lebih dari 15 cm turun di beberapa bagian Inggris, Sabtu malam. Suhu udara juga anjlok sampai minus 10 derajat celsius.

Di Belanda, Bandara Schiphol, Amsterdam, melaporkan puluhan penundaan dan pembatalan hari Sabtu.

Di Italia, cuaca buruk membuat feri Sharden menabrak bendungan pemecah gelombang tak lama setelah berangkat dari Pelabuhan Civitavecchia, dekat Roma, Sabtu. Benturan itu membuat panik 262 penumpang kapal yang khawatir tragedi kandasnya kapal pesiar Costa Concordia bulan lalu, yang menewaskan 32 orang, terulang. Namun, semua penumpang feri dapat dievakuasi dan dilaporkan tidak ada yang cedera.

Hujan salju terlebat dalam 27 tahun di Roma menyebabkan transportasi darat di ibu kota Italia yang dikenal dengan kehangatan mataharinya itu terhenti. Taksi dan bus tak bisa beroperasi di jalan-jalan yang berlapis es tanpa rantai salju.

Tujuh orang tewas akibat cuaca ekstrem ini di Italia, antara lain seorang perempuan berusia 46 tahun yang tewas di Avellino, dekat Napoli, setelah tertimpa atap rumah kaca yang sarat dengan salju.

Di Polandia, jumlah korban naik menjadi 45 orang saat suhu anjlok mencapai minus 27 derajat celsius.

Gelombang udara dingin juga menyebabkan korban jiwa di Romania, Bosnia, Latvia, Estonia, Bulgaria, Ceko, Slowakia, Perancis, Austria, dan Yunani.

(Reuters/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com