”Sampai saat ini tidak ada tawaran lain,” kata Gul ketika ditanya soal sikap Turki jika mungkin ada permintaan suaka dari keluarga Assad. ”Jika ada permintaan, tentu saja hal itu akan dipertimbangkan,” tambahnya.
Rezim Suriah pimpinan Assad telah menanggapi dengan kekerasan senjata terhadap aksi protes massa yang meletus sejak medio Maret 2011. Menurut laporan PBB, lebih dari 5.400 orang tewas sejak protes dimulai, dan hingga saat ini belum juga surut.
Kekerasan senjata aparat telah menimbulkan kemarahan komunitas internasional. Turki, bersama-sama dengan Liga Arab, memelopori kecaman regional terhadap Assad. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan juga mendesak sahabatnya, Assad, untuk segera meletakkan jabatan.
Sementara itu, AS, Uni Eropa, dan Liga Arab mulai membahas kemungkinan mengasingkan Assad. Meskipun demikian, ada keraguan Presiden Suriah itu mau menerima tawaran tersebut, kata pejabat Barat, Rabu.
Pembicaraan damai belum menunjukkan kemajuan dan juga tidak ada tanda-tanda Assad akan segera mundur. Sekalipun begitu, seorang pejabat mengatakan, sebanyak tiga negara bersedia membawa Assad keluar dari Suriah demi mengakhiri krisis berdarah yang sudah berjalan selama 10 bulan itu. Korban tewas akan terus berjatuhan jika rezim Assad tetap berkuasa.
Dua sumber mengatakan, tidak ada satu pun negara Eropa siap memberikan suaka bagi Assad. Tetapi, seorang pejabat mengatakan, Uni Emirat Arab mungkin berada di antara negara yang terbuka menerima tawaran untuk memberikan suaka bagi Assad dan keluarganya.
Pembicaraan tentang pengasingan itu telah muncul di tengah kuatnya tekanan internasional terhadap Assad. Pertikaian diplomatik atas resolusi yang diajukan Liga Arab di PBB bertujuan agar Assad mengalihkan kekuasaan telah memperkeruh suasana. Assad justru balik meningkatkan serangan terhadap aksi massa prodemokrasi yang dipelopori kubu oposisi.
Gedung Putih terus menekan Assad selama berminggu-minggu ini. Dia diberi batas waktu yang harus dipikirkan dengan matang. Belum jelas apakah tenggat ini sebagai bukti upaya membujuk pemimpin Suriah dan keluarganya untuk memahami kesempatan yang baik, yaitu keluar dari kekuasaan. Bukan malah mempertaruhkan nasibnya seperti pemimpin Libya, almarhum Moammar Khadafy yang diburu dan dibunuh dengan sadis oleh kelompok oposisi tahun lalu.
Assad ternyata tetap bersikeras mempertahankan kekuasaan meski korban jiwa akibat kekerasan terus bertambah. Dia tetap menunjukkan sikap bertanggung jawab atas aparat keamanan yang kian beringas. Sebagian militer Suriah membelot dan memihak oposisi, hal itu juga bisa menjadi upaya untuk meningkatkan tekanan psikologis dan membuka perpecahan baru.
”Kami paham bahwa beberapa negara telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah bagi Assad jika dia telah memilih untuk meninggalkan Suriah,” kata seorang pejabat senior pemerintah Obama, tanpa menyebut nama negara yang dimaksudkannya.
Sebelum hal itu bisa terjadi, bagaimana pun, pertanyaan apakah Assad akan diberikan beberapa jenis kekebalan hukum harus diselesaikan dahulu. Kemungkinan hal itu akan ditentang oposisi Suriah dan kelompok hak asasi manusia internasional.
”Ada sejumlah pertanyaan penting tentang akuntabilitas atas pelanggaran mengerikan yang telah dilakukan terhadap rakyat Suriah,” kata pejabat senior AS itu.
Pada akhirnya, masalah ini akan dibahas rakyat Suriah dalam pertemuan dengan mitra regional dan internasional. ”Ini faktor utama yang harus dilakukan Suriah untuk mengakhiri krisis dan memulai proses membangun kembali negara mereka,” katanya. AS berharap pengasingan dapat dilakukan, atau lebih baik lagi jika Assad mundur atas kemauan sendiri.(AFP/REUTERS/AP/CAL)