Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim: Pemimpin Harus Utamakan Rakyat

Kompas.com - 31/01/2012, 02:37 WIB

Bandung, Kompas - Sosok pemimpin negara harus mengutamakan hati dan nilai luhur saat mengayomi rakyatnya. Dengan modal itu, seorang pemimpin diyakini mampu membawa masyarakat dan negara menuju kesejahteraan.

Demikian dikatakan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam orasi kebudayaan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Senin (30/1). Setelah dinyatakan tidak bersalah dalam kasus sodomi, Anwar berada di Indonesia selama dua hari dan melakukan orasi kebudayaan di Bandung dan Jakarta.

Anwar tiba di Bandung hari Minggu pukul 21.30 dan disambut oleh sahabat karibnya, Adi Sasono, yang juga mantan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di era Presiden Habibie. Menurut Adi Sasono, Anwar yang tengah mempersiapkan diri mengikuti Pemilu Malaysia, Maret 2013 mendatang, kalau menang diprediksi bakal bisa mengubah peta politik Asia Tenggara.

Anwar juga sering dituduh pro-Indonesia, termasuk dalam pandangannya soal tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia. Ketika berbincang saat kedatangannya di Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, Anwar menyatakan pentingnya perlindungan terhadap TKI di Malaysia.

Kikis gaya Marcos

Menurut Anwar, gaya kepemimpinan yang otoriter saat Indonesia dipimpin almarhum Soeharto atau Filipina di tangan almarhum Ferdinand E Marcos harus ditinggalkan. Alasannya, sistem itu hanya memiskinkan masyarakat, memperkaya golongan tertentu, hingga memperbesar keinginan penguasa melakukan tindakan menyimpang.

”Menjadi pemimpin tidak cukup dengan kekuasaan dan uang. Harus ada semangat menjunjung tinggi hati nurani dan nilai baik dalam hubungannya sesama manusia,” katanya.

Oleh karena itu, sudah saatnya semua pemimpin negara melepaskan kepentingan pribadi saat memimpin masyarakat. Ia berharap konsep pemerintah harus mengetahui semuanya dan rakyat hanya menjadi penonton segera ditinggalkan. Bila terus dipaksakan, akan menciptakan kerusakan berbagai sendi sosial dan ekonomi masyarakat.

”Yang paling krusial adalah permasalahan korupsi yang memiskinkan masyarakat. Ini menjadi pekerjaan yang tidak pernah berakhir dalam perjalanan suatu bangsa,” katanya.

Indonesia, menurut Anwar, memiliki peran dan bisa jadi contoh transformasi pemerintahan yang baik. Indonesia dianggap bisa melalui perubahan dari pemerintahan otoriter ke demokrasi tanpa konflik berkepanjangan. ”Transformasi yang terjadi di negara-negara di Timur Tengah memperlihatkan tidak mudah melakukan transformasi pemerintahan yang lebih baik,” katanya.

Abrar Din Ilyas, Koordinator Media Kedatangan Anwar Ibrahim, mengatakan, kedatangan tokoh oposisi ini menjadi kesempatan diskusi tentang berbagai hal yang terjadi, khususnya hubungan antara Malaysia dan Indonesia. Alasannya, sosok Anwar Ibrahim sudah lama dikenal sebagai sosok yang besar dan dekat dengan banyak tokoh asal Indonesia.

”Di Bandung, Anwar Ibrahim datang menjadi pembicara kunci dalam Sarasehan Nasional Memorial Lecture Imaduddin Abdulrahim. Anwar adalah salah satu teman sekaligus murid yang dekat dengan cendekia Islam terkemuka itu,” katanya.

Pada Senin malam, Anwar juga melakukan pertemuan lanjutan dengan sejumlah sahabat lamanya di Indonesia. Anwar sendiri selalu merasa Indonesia seperti negara kedua baginya. (CHE/DMU/sha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com