Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Culik Anggota Dewan Perdamaian Afganistan

Kompas.com - 30/01/2012, 03:09 WIB

KABUL, KOMPAS.com — Gerilyawan Taliban telah menculik seorang anggota dewan perdamaian Afganistan selama upaya mendorong perundingan di wilayah timur yang bergolak. Demikian dikatakan sejumlah pejabat, Minggu.

Penculikan itu menggarisbawahi kesulitan yang dihadapi para perunding untuk memperoleh dukungan bagi negosiasi dari garis depan Taliban.

"Mavlawi Shafihullah Shafih, anggota tingkat rendah dari Dewan Perdamaian Tinggi yang dibentuk Presiden Hamid Karzai untuk berhubungan dengan gerilyawan, hilang pada Jumat (27/1/2012) di distrik Asmar di provinsi Kunar, Afganistan timur," kata pihak berwenang.

Shafih, mantan kepala departemen pendidikan di provinsi berdekatan Nuristan, pergi dari Kabul untuk bertemu gerilyawan guna mendorong mereka bergabung dalam proses perdamaian setelah para pemimpin Taliban mengusulkan pembukaan sebuh kantor perwakilan di Qatar.

"Tak lama setelah ia meninggalkan mobilnya, Taliban menangkapnya," kata Shahzada Shahid, seorang anggota lain dari dewan beranggotakan 70 orang itu, yang pergi ke ibu kota Kunar, Asadabad, untuk berusaha membebaskan Shafih dengan bantuan para sesepuh masyarakat, Minggu (29/1/2012).

Penculikan Shafih itu terjadi empat bulan setelah Ketua Dewan Perdamaian Tinggi Burhanuddin Rabbani dibunuh oleh seorang gerilyawan yang membawa bom yang disembunyikan di sorbannya. Serangan itu juga melukai empat orang, termasuk Masoom Stanekzai, kepala sekretariat dewan tersebut.

Penculikan itu juga berlangsung setelah para pemimpin Taliban menawarkan membuka sebuah kantor di Qatar terhadap kemungkinan perundingan perdamaian dengan AS dan sekutu utamanya. Karzai dikabarkan khawatir, ia tidak akan dilibatkan dalam perundingan di Qatar.

Namun, Washington menekankan bahwa setiap perundingan dengan Taliban untuk mengakhiri perang hanya bisa berlangsung dengan persetujuan Pemerintah Afganistan, yang nantinya akan memimpin proses itu.

Taliban sejauh ini bersikeras bahwa mereka tidak akan memasuki tahap negosiasi bila pasukan asing masih berada di Afganistan. Bahkan jika memang melakukan hal itu, maka mereka mungkin tidak akan mengakuinya.

Sejumlah komandan juga khawatir terhadap semangat para pejuang mereka di lapangan jika mereka tahu para pemimpin mereka melakukan perundingan. Pada Oktober, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afganistan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com