Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manisnya Katy Perry, PAHITNYA ELTON JOHN

Kompas.com - 29/01/2012, 03:42 WIB

Konser skala kecil yang digelar berbagai perusahaan dalam rangka promosi saja sudah menggiurkan. Nilai tiap proyeknya kecil, tetapi jumlahnya seabrek-abrek. Rani Badri (45), pemilik Image Management, perusahaan yang menyediakan layanan perancangan dan penyelenggaraan acara, menangani sekitar 20 konser musik berbagai perusahaan. Tahun 2011, jumlahnya meningkat menjadi lebih kurang 30 acara.

”Nilai proyeknya mencapai Rp 300 juta-Rp 3 miliar dengan upah 12,5 persen. Ya, cukuplah membuat wajah gue cerah terus,” katanya sambil tersenyum.

Rivelino Vivekananda atau Nanda (40) juga bermain di kelas ini. Pemilik Visi Cita itu tahun ini menangani sekitar 300 acara berbiaya mulai dari Rp 2 juta sampai belasan miliar rupiah. ”Jasa saya dibayar 10-15 persen dari total biaya acara,” kata Nanda.

Cipratan bisnis ini juga dirasakan pemerintah. Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta, misalnya, sepanjang tahun 2011 memungut pajak hiburan sebesar Rp 15 miliar atau Rp 1 miliar lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pajak itu dikutip dari sekitar 305 pertunjukan insidental, termasuk konser musik.

Risiko

Meski begitu, kisah di seputar bisnis ini tidak selalu manis. Banyak persoalan bisa muncul tiba-tiba dan merontokkan semua rencana. Big Daddy baru saja merasakannya. Dua penyanyi kondang yang akan mereka panggungkan, yakni Elton John dan Chris Brown, tiba-tiba membatalkan konser.

Yang lebih menyesakkan, pembatalan konser Elton John dilakukan hanya enam hari sebelum tanggal pertunjukan, yakni 18 November 2011. Manajemen Elton selanjutnya memberikan jadwal konser baru setahun kemudian, yakni 17 November 2012.

Rugi? Sudah pasti. Meski Presiden Direktur Big Daddy Michael Rusli tidak bersedia merincinya, dia mengatakan, ”Yang jelas kami telah keluar biaya produksi, sewa panggung, dan tempat.”

Gangguan lain kadang datang tak terduga. Rani Badri menceritakan, acara yang digelarnya nyaris berantakan lantaran dianggap belum lengkap izinnya. ”Ternyata, untuk membuat acara di sana, kami harus izin kepada ormas tertentu,” katanya.

Katakanlah konser berlangsung lancar, itu pun belum tentu mendatangkan uang. Banyak promotor yang modalnya melayang hanya dalam satu malam lantaran konsernya sepi penonton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com