Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manisnya Katy Perry, PAHITNYA ELTON JOHN

Kompas.com - 29/01/2012, 03:42 WIB

Mereka menjadi pesaing baru bagi promotor lain yang lebih dulu malang melintang di dunia konser Indonesia, seperti Java Musikindo, Java Jazz Productions, Original Production, Buena Produktama, dan Log Zhelebour Production.

Makelar 

Makin banyak pemain, makin ketat persaingan. Itulah yang terjadi sekarang dalam industri konser di Tanah Air. Bisnis ini menjadi kian dinamis sekaligus rentan. Pasalnya, banyak promotor baru terlalu bernafsu mendatangkan musisi asing sebanyak-banyaknya. ”Yang enak agen artis asing. Mereka bisa menggoreng harga,” kata Log Zhelebour.

Log adalah promotor kawakan yang menguasai hampir semua konser rock di Tanah Air sejak awal tahun 1980-an hingga awal 2000-an dengan bendera Log Zhelebour Production. Agen, kata Log, tinggal menggelar lelang. Promotor mana yang berani bayar paling mahal, dia yang mendapat hak memanggungkan si artis. Akibatnya, tarif artis asing naik berlipat-lipat. ”Band yang dulu tarifnya hanya belasan ribu dollar AS jadi ratusan ribu dollar AS.”

Tommy Pratama dari Original Production mengeluhkan hal yang sama. Dulu, tarif konser Bon Jovi rata-rata hanya 300.000 dollar AS. Namun, karena banyak promotor di sini berani menawar dengan harga mahal, tarifnya naik jadi 600.000 dollar AS dan sekarang menjadi sekitar 2 juta dollar AS. ”Akibatnya, harga tiket konser di Indonesia jadi mahal sekali. Kasihan, kan, penonton,” ujarnya.

Pada saat yang sama, kini bermunculan makelar konser yang membuat rantai transaksi di industri ini bertambah panjang. Mereka agresif memburu artis asing dan menawarkannya terutama kepada promotor baru atau investor. ”Sebagian makelar ini nakal,” tutur Indra Kurniawan (31) yang berbisnis sebagai agen konser.

Jika para promotor baru tidak rasional dengan bisnisnya, dalam waktu singkat mereka pasti gulung tikar. ”Dua tahun lalu ada juga promotor yang seradak-seruduk, sekarang namanya tidak terdengar lagi,” tutur Tommy.

Achmad mengakui, persaingan bisnis konser sangat keras. ”Saingan kami bukan hanya sesama promotor lokal, melainkan juga promotor dari Singapura,” ungkapnya. 

Bisnis besar

Bisnis konser memang menggiurkan. Uang yang digelontorkan sangat besar. Sebuah konser musik di Indonesia umumnya digelar dengan dana antara 10.000 dollar AS dan 2 juta dollar AS atau Rp 90 juta-Rp 18 miliar. ”Keuntungannya 10-20 persen, bahkan saya pernah untung 200 persen,” kata Tommy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com