Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Nigeria Tetapkan Jam Malam

Kompas.com - 21/01/2012, 11:52 WIB

Pemerintah Nigeria menetapkan jam malam di Kano, Nigeria Utara, setelah tujuh orang tewas akibat sejumlah serangan bom terkoordinasi di kota tersebut. Dalam pernyataan resminya, kepolisian mengatakan telah memastikan bahwa ketujuh korban tewas berasal dari lokasi yang berbeda di seluruh penjuru kota.

Selain itu, empat kantor polisi, markas Badan Keamanan Nasional, dan kantor imigrasi setempat juga menjadi target pemboman. Seorang saksi mata kepada BBC Hausa mengatakan, dia berada bersama sekelompok pengungsi warga Kristen dan Islam berlindung di sebuah masjid di dekat lokasi baku tembak. Saksi mata ini menambahkan, semua orang berdoa bersama dan mematikan lampu. Dia mengatakan pendengarannya masih terganggu akibat suara ledakan bom yang sangat keras.

Seorang saksi lainnya kepada televisi Nigeria mengatakan, dia langsung lari ke luar rumah begitu mendengar ledakan. "Saat saya keluar rumah, saya melihat jenazah, seorang pemuda tergeletak. Saya lalu terus berlari menuju kantor imigrasi," ujarnya. "Di kantor imigrasi itulah asal ledakan pertama. Tiga orang tewas di sana. Dan, kini kami juga mendengar sejumlah ledakan lain, baku tembak di depan kantor polisi," tambahnya.

Salah satu korban tewas dikabarkan adalah wartawan Channels TV Nigeria, Enenche Akogwu.

Boko Haram

Polisi dan militer kemudian segera membangun penghalang jalan untuk membatasi keluar masuknya orang ke kawasan tersebut. Sejumlah pengamat mengatakan, aksi pemboman di Kano ini adalah sebuah serangan terkoordinasi terbesar yang pernah terjadi di Kano dan Nigeria.

Tak lama setelah aksi pemboman terjadi, kelompok militan Boko Haram menyatakan bertanggung jawab atas insiden berdarah itu. Kepada sejumlah wartawan di Maiduguri, kota di Nigeria Utara yang menjadi basis kelompok ini, juru bicara Boko Haram, Abul Qaqa, mengatakan, serangan dilakukan karena pemerintah menolak untuk membebaskan sejumlah anggota Boko Haram yang ditahan di Kano.

Boko Haram–yang secara harafiah berarti pendidikan barat haram–selama beberapa tahun terakhir dituding menjadi dalang sejumlah aksi kekerasan di Nigeria.

Wartawan BBC di Lagos, Mark Lobel, melaporkan kematian pimpinan Boko Haram Muhammad Yusuf ketika ditahan polisi pada 2009 lalu kerap dijadikan alasan serangan terhadap pemerintah.

Pada 2010, Boko Haram melakukan serangan bersenjata terhadap sejumlah target Pemerintah Nigeria di Maiduguri. Kemudian mereka meningkatkan serangannya. Pada 2011, Boko Haram mengincar kantor-kantor polisi dan perwakilan PBB di ibu kota Abuja.

Dan, dalam beberapa pekan terakhir, warga Kristan dan Animisme yang tinggal di wilayah utara menjadi sasaran berbagai serangan bersenjata mematikan.


Teror Boko Haram

    * 2002: Didirikan
    * 2009: Menyerang pos polisi Maiduguri, ratusan tewas.
    * 2009: Pimpinan Boko Haram Mohamad Yusuf ditangkap tentara, diserahkan kepada polisi, lalu ditemukan tewas.
    * Sep 2010: Membebaskan ratusan tahanan dari penjara Maiduguri.
    * Des 2010: Mengebom Jos, tewaskan 80 orang dan diduga dalangi serangan malam Tahun Baru di barak Abuja.
    * 2010-2011: Membunuh belasan orang di Maiduguri.
    * Mei 2011: menyerang sejumlah negara bagian setelah pelantikan presiden.
    * Jun 2011: Mengebom kantor polisi di Abuja
    * Agst 2011: Mengebom kantor PBB di Abuja
    * Nov 2011: Serangan bom dan senjata api di Yobe dan Borno.
    * Des 2011: Serangan bom malam Natal, belasan tewas.
    * Jan 2012: Ratusan orang mengungsi untuk menghindari kekerasan di wilayah utara Nigeria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com