Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Nigeria Dikecam

Kompas.com - 27/12/2011, 04:50 WIB

abuja, senin - Kelompok garis keras Boko Haram mengaku berada di balik aksi bom pada hari Natal di Nigeria. Terus terjadinya aksi pengeboman menunjukkan para pemimpin negara ini tidak kompeten menjaga keamanan warganya.

Muhammadu Buhari, mantan pemimpin militer Nigeria, Senin (26/12), menegaskan, negeri itu memiliki para pemimpin yang tidak kompeten mengendalikan masalah keamanan negara. Buhari, salah satu tokoh dari Nigeria utara, kalah saat bertarung dalam pemilihan presiden, April 2010, saat melawan calon petahana Presiden Goodluck Jonathan.

Sindiran Buhari lebih diarahkan kepada Presiden. Kritik tajamnya dirilis harian berbahasa Nigeria. Dia menegaskan, pemerintah lamban menyikapi dan menunjukkan sikap ketidakpedulian terhadap setiap aksi pengeboman dan para pelaku. Aksi tidak terpuji ini, termasuk bom bunuh diri, sudah sering terjadi selama ini, tetapi Presiden lamban merespons setiap kasus itu.

Kelompok garis keras Boko Haram, yang juga representasi sayap Al Qaeda di Afrika Barat, mengaku berada di balik lima aksi pengeboman pada hari Natal di beberapa gereja di kota Abuja dan Jos. Menurut aparatur pemerintah setempat, jumlah korban tewas meningkat menjadi 39 orang dari sebelumnya 25 orang.

Boko Haram, sama seperti sayap Al Qaeda di Somalia, Afrika Timur yakni Al Shabaab, ingin menerapkan hukum syariah di negara berpenduduk paling padat di Benua Afrika. Kelompok ini mengklaim telah melakukan pengeboman di tiga gereja di Nigeria pada hari Natal. Ini merupakan serangan bom Natal kedua. Serangan serupa juga terjadi pada Natal 2010 yang menewaskan 32 orang.

Boko Haram juga terlibat dalam dua rangkaian bom tahun ini. Kubu ini mengatakan, alasan di balik serangan adalah membalas tindakan pasukan PBB yang terus menekan mereka.

Aparat keamanan menyalahkan Boko Haram karena mencoba memicu konflik sektarian di negara dengan porsi populasi Kristen dan Muslim yang seimbang. Namun, sebagian besar penduduk Nigeria hidup berdampingan.

Gerakan absurd

Buhari mengatakan, sudah banyak negara menyoroti serangan teroris Boko Haram, termasuk Vatikan dan Inggris. Kasus terbaru ini mencerminkan kegagalan pemerintah menjaga stabilitas, mengendalikan keamanan, serta memerangi setiap aksi yang menghancurkan kerukunan.

Nigeria ”terbelah” antara dominasi Muslim di utara dan Kristen di selatan. Meski secara geografi terkesan ada ”pembagian” wilayah, secara demografi penduduk melakoni hidup dengan toleransi tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com