Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suasana Berkabung Berlanjut di Pyongyang

Kompas.com - 22/12/2011, 03:11 WIB

SEOUL, RABU - Saat dunia masih kalang kabut mencari detail rezim penerus Kim Jong Il di Korea Utara, warga negara tersebut masih larut dalam kesedihan mendalam. Demikian dilaporkan media resmi Pemerintah Korea Utara.

Tayangan televisi nasional Korea Utara, Rabu (21/12), menunjukkan, putra ketiga Kim Jong Il yang ditunjuk sebagai penerusnya, Kim Jong Un, terus bercucuran air mata dengan muka memerah saat berdiri di depan jenazah ayahnya, yang disemayamkan di Istana Kumsusan, Pyongyang.

Pemimpin baru Korut itu mengenakan baju gaya Mao warna gelap, dan berulang kali menyalami para tamu yang juga terlihat berwajah muram.

Di luar istana, rakyat Korut terlihat berkumpul di taman tempat patung raksasa Kim Il Sung berdiri. Mereka seperti mengabaikan hawa dingin dan terlihat menangis tersedu-sedu di taman yang tertutup salju itu.

Kantor berita resmi Korut mengatakan, sedikitnya lima juta rakyat Korut—atau lebih dari seperlima dari total populasi negara komunis itu—telah mengunjungi patung-patung dan potret-potret mendiang para pemimpin mereka, yang tersebar di seluruh kota, untuk memberi hormat dan mengekspresikan rasa dukacita.

”Tempat-tempat ini sungguh menjadi lautan orang yang berkabung yang menangis sedih sambil memandang potret-potret Kim Jong Il yang sedang tersenyum,” demikian laporan kantor berita tersebut.

Dukacita

Di China, Perdana Menteri Wen Jiabao bersama empat anggota Politbiro Partai Komunis China mendatangi Kedutaan Besar Korut di Beijing, Rabu pagi, untuk menyampaikan dukacita.

Suasana berkabung juga terlihat di Dandong, kota di China yang menjadi pintu perbatasan utama dengan Korut. Ratusan orang, sebagian besar dalam keadaan menangis, berbondong- bondong ke kantor Konsulat Korut di kota itu.

Mereka membawa karangan bunga berwarna putih dan kuning dan meletakkannya di bawah foto Kim Jong Il.

Penjaga kantor konsulat memberi kesempatan kepada orang- orang, yang kebanyakan berasal dari Korut, itu untuk meletakkan karangan bunga dan membungkuk memberi hormat di hadapan foto Kim. Mereka berhenti sejenak menyaksikan film dokumenter tentang mendiang pemimpin Korut itu sebelum diarahkan petugas untuk keluar.

Para pelayat tersebut tak mau diwawancara wartawan kantor berita Agence France Presse (AFP) dan menghindar saat akan difoto. Reporter AFP juga melaporkan, restoran dan berbagai bisnis ekspor Korut di Dandong tutup.

Jumlah warga Korut, yang biasanya banyak terlihat di Dandong, juga menurun dari biasanya. Staf hotel di kota itu juga mengatakan, para tamu dari Korut langsung check-out begitu berita kematian Kim Jong Il disiarkan, Senin lalu.

Pihak Konsulat Korut juga menyatakan tak akan mengeluarkan visa baru bagi warga negara China sampai masa berkabung berakhir tanggal 29 Desember.

Di luar gedung konsulat, para pedagang memanfaatkan momen ini untuk menjual bunga dan suvenir berbau Kim Jong Il, berupa replika uang kertas Korut pecahan 5.000 won yang bergambar Kim Jong Il dan Kim Il Sung dibingkai dengan plastik dan dijual seharga 20 yuan (sekitar Rp 28.600).

Kantor berita China, Xinhua, mengatakan, para pedagang bunga bahkan sampai mendatangkan bunga krisan dari daerah lain untuk memenuhi tuntutan pasar. (AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com