Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Diktator Pulang

Kompas.com - 13/12/2011, 03:59 WIB

Panama City, Senin - Mantan diktator militer Panama, Manuel Noriega, diekstradisi dari Perancis dan tiba di negaranya pada Minggu (11/12) malam. Noriega langsung masuk penjara karena dosa- dosanya atas pembunuhan lawan-lawan politiknya. Selama 20 tahun terakhir, dia menjalani hukuman penjara di Amerika Serikat dan Perancis karena perdagangan narkoba dan pencucian uang.

Noriega, diktator yang berkuasa sejak tahun 1983 sampai 1989, kini menghadapi tiga hukuman terpisah dan masing-masing dengan vonis kurungan penjara selama 20 tahun. Ini diputuskan setelah dia dinyatakan terbukti bersalah secara in absentia untuk tindak pidana yang dia lakukan di Panama, termasuk pembunuhan lawan-lawan politiknya.

Mantan jenderal itu tiba dengan penerbangan Iberia (Spanyol) dari Paris. Dia dikawal oleh polisi, delegasi yang beranggotakan enam pejabat dari Kementerian Luar Negeri, para dokter, dan seorang jaksa.

Dia lalu dibawa ke sebuah helikopter dan diterbangkan langsung ke Penjara El Renacer, di pinggir hutan yang terletak di sebelah Terusan Panama.

Saat tiba di penjara, mantan orang kuat itu dibawa masuk ke gedung menggunakan kursi roda. Setengah jam sebelumnya, sebuah konvoi lain tiba, dengan seseorang yang terlihat menggunakan kursi roda serta wajah ditutupi. Ini upaya untuk mengelabui seandainya ada usaha pembunuhan terhadap Noriega. ”Kami harus yakin akan keamanannya,” kata Menteri Dalam Negeri Roxana Mendez kepada wartawan di luar penjara.

Dokter yang menyertai Noriega di pesawat mengatakan, Noriega menderita tekanan darah tinggi dan tidak bisa berjalan sehingga harus dibantu.

Beberapa demonstran berkumpul di luar Penjara El Renacer saat mantan jenderal itu cepat-cepat dibawa masuk. Namun, sebagian besar warga Panama tampaknya tidak peduli lagi.

Noriega akan menjalani tiga hukuman penjara, masing-masing selama 20 tahun, atas penculikan dan pembunuhan tiga lawan politiknya: Hugo Spadafora, dokter dan mantan Deputi Menteri Kesehatan, tahun 1985; Kapten Moises Giroldi tahun 1989; dan aktivis buruh Heliodoro Portugal tahun 1970.

”Dia akan pergi ke penjara seperti narapidana lain tanpa keistimewaan,” kata Presiden Panama Ricardo Martinelli, Minggu. ”Dia harus membayar semua kejahatan, kerusakan, dan kengerian yang dia sebabkan,” ujarnya.

Bisa ditahan di rumah

Noriega akan menjalani hukuman dalam sebuah sel berukuran 12 meter persegi yang mempunyai dua jendela, sebuah pintu logam, serta sebuah tempat tidur dan toilet.

Belum diketahui berapa lama dia dipenjarakan. Panama mengizinkan narapidana berusia 70 tahun ke atas menjalani hukuman di rumah.

Pemerintah mengeluarkan foto-foto sel itu untuk menghapus kabar angin bahwa Noriega akan ditahan di sebuah sel nyaman.

Para pengacara mantan orang kuat tersebut mengharapkan peradilan Panama mempertimbangkan usia dan lemahnya kesehatan Noriega.

Kini bergantung kepada pemerintah, apakah Noriega bisa menjalani hukuman di rumah. Seorang pengacaranya, Julio Berrios, mengatakan, tahanan rumah juga akan menyiratkan penerimaan hukuman.

Para pemimpin sebuah gerakan masyarakat yang memprotes rezim Noriega pada akhir tahun 1980-an mendesak agar pemerintah tetap menahannya di penjara. Dikatakan bahwa penahanan di rumah sama saja memberinya kebebasan.

Kembalinya Noriega ke Panama menimbulkan kenangan pahit bagi banyak orang Panama. Ini terutama terjadi pada warga yang menderita di bawah rezimnya atau mereka yang kehilangan keluarga dalam invasi AS tahun 1989 untuk menggulingkannya.

Rumah besarnya di kawasan elite San Francisco, Panama City, yang dulunya tempat pesta-pesta, kini telah bobrok. Para tetangga menentang Noriega kembali ke rumahnya itu.

(AFP/Reuters/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com