Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Rawagede Didata Ulang

Kompas.com - 09/12/2011, 23:26 WIB
Iwan Santosa

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com - Para janda dan ahli waris korban pembantaian Rawagede, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, didata ulang oleh Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Jefri Marcel Pondaag, dan pengacara Liesbeth Zegveld di Rawagede, Jumat sore (9/12/2011).

Sebagian besar keluarga dan janda korban berkumpul di rumah almarhum Sa'ih Bin Sakam, salah satu korban pria yang selamat dari eperistiwa itu. Sa'ih meninggal 7 Mei 2011 lalu.

Setelah mendata sekitar dua jam lebih, para janda korban yang rata-rata berusia di atas 85 tahun hingga 90-an tahun keluar dari rumah dengan wajah ceria.

"Kami dipesankan, uang tersebut merupakan hak kami, jadi jangan mau kalau ada yang mau ikut campur atau meminta uang tersebut," kata Taswi (85).

Puluhan penduduk Rawagede yang kini bernama Desa Balongsari, mengerumuni rumah yang dijadikan tempat pertemuan tersebut.

Setelah meninggalkan rumah almarhum Sa'ih bin Sakam, rombongan mendatangi rumah Nyonya Wanti (93), salah satu janda korban yang tidak datang ke upacara peringatan Pembantaian Rawagede, karena sedang sakit.

Wanti yang didampingi Suparta, menantunya, dipapah oleh anak dan cucunya. "Ibu darah tingginya sempat naik sampai 210," kata Suparta.

Di rumah Wanti, lagi-lagi Pondaag dan Zegveld menjelaskan tentang uang ganti rugi. Pondaag menegaskan, uang tersebut merupakan hak sepenuhnya para korban yang terdaftar sebagai penggugat.

Bahkan Yayasan KUKB pun tidak mau menyentuh uang itu, sedikitpun sebagai bentuk tanggunjawab mereka. "Jangan mau kalau ada orang yang mau meminta uang tersebut dengan alasan apa pun," tegas Pondaag.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com