Johannesburg, Kompas
Wartawati Kompas
Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Gatot Prasetyo Adji di Johannesburg, Rabu, mengatakan, misi dagang tersebut adalah yang pertama kalinya bagi Indonesia. ”Selama ini promosi dagang hanya melalui pameran saja. Lewat acara tersebut diharapkan hubungan dagang dengan Afrika Selatan makin masif,” ujarnya.
Gatot mengatakan, hubungan dagang dengan Afrika Selatan selama ini masih terkendala hambatan tarif. Besarnya tarif yang dikenakan atas produk Indonesia mencapai 35 persen. ”Kalau dari sisi transportasi tidak ada kendala. Untuk pengapalan dari Indonesia ke sini butuh waktu sekitar 30-40 hari,” katanya.
Wakil Ketua Indonesia Trade Promotion Center Johannesburg Rita Tri Mutiawati mengatakan, dengan pendapatan per kapita sekitar 10.500 dollar per tahun menjadikan Afrika Selatan pasar yang menarik. ”Beberapa negara seperti China juga sudah gencar menjajaki Afrika. Jadi, Indonesia juga harus terlibat dalam kompetisi dagang,” paparnya.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, misi dagang ke Afrika digelar untuk mengantisipasi pelambatan permintaan global. Krisis di kawasan Euro dan Amerika Serikat akan berimbas ke ekspor Indonesia. Untuk mengantisipasi perlu dilakukan diversifikasi tujuan ekspor, salah satunya ke Afrika Selatan. Selain itu, rencananya Kementerian Perdagangan juga akan menggelar misi dagang ke Brasil.
Afrika Selatan merupakan pemain ekonomi terbesar di Benua Afrika dengan produk domestik bruto (PDB) sebesar 25 persen dari total PDB Afrika.