Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Euro Dominasi Agenda Pertemuan

Kompas.com - 03/11/2011, 19:42 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Perancis dan Jerman seakan menjadi dua sekutu tak terpisahkan terkait krisis mata uang euro. Makanya, masuk akal andai agenda tentang krisis yang berfokus di Eropa ini mendominasi pertemuan negara-negara G-20 di Cannes, Perancis.

Menurut warta AP dan AFP, Rabu (3/11/2011), Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, menjelang awal pertemuan, sudah berbicara mengenai nasib Yunani. Keduanya sepakat kalau Yunani tak akan dapat bantuan bila Negeri Para Dewa itu tidak menyatakan komitmen tetap menggunakan euro serta memenuhi kewajibannya. "Yunani tidak akan mendapatkan bantuan lebih satu sen pun dari Dana Moneter Internasional (IMF) sampai Yunani memenangi referendum 4 Desember 2011," kata Sarkozy.

Referendum Yunani bertujuan sebagai penentu negeri itu menerima atau menolak bantuan dari Eropa. Tanpa bantuan, menurut para pejabat tinggi di Cannes, Yunani tak akan dapat membayar pegawai negeri dan menghadapi utang besar yang dapat memaksa negara itu meninggalkan mata uang euro. "Kami tidak ingin euro dihancurkan, kami tidak ingin Eropa hancur," kata Sarkozy yang didampingi Kanselir Jerman Angela Merkel.

China

Uni Eropa sebelumnya meminta bantuan China berinvestasi membantu negara yang dililit utang. Namun, Negeri Tembok Raksasa mengatakan tidak dapat berjanji untuk membantu sampai situasi di Yunani jelas."Eropa yang harus menangani masalahnya sendiri," tegas Presiden China Hu Jintao.

Saham-saham di Asia dan Eropa pada perdagangan pagi anjlok menjelang pertemuan para pemimpin G-20 ini. Perdagangan pagi saham-saham di Eropa turun antara 1,5 persen sampai 2,5 persen di tengah kekhawatiran bangkrutnya Yunani.

Presiden Jintao mengadakan acara makan malam dengan Sarkozy Rabu malam. Setelah pertemuan itu, para pejabat mengatakan, mereka mungkin menyumbangkan 100 miliar dollar AS untuk membantu. China butuh keyakinan kalau investasi itu aman. "Beijing ingin diyakinkan bahwa mekanisme ini jalan," kata Li Daokui dari bank sentral China kepada Le Figaro.

Pertemuan puncak G-20, yang juga dihadiri oleh pemimpin dari negara Asia lain termasuk Jepang, Indonesia, dan India akan berlangsung selama dua hari.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com