Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Akan Paksa Makan Tahanan Palestina

Kompas.com - 10/10/2011, 11:16 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com — Dinas Penjara Israel (IPS) mempertimbangkan pilihan untuk memaksa makan sebanyak 234 tahanan Palestina yang mogok makan lebih dari sepekan, kata pejabat otoritas penjara Israel kepada Xinhua, Minggu (9/10/2011). "Kondisi para tahanan kini cukup baik sekalipun beberapa dari mereka belum makan sejak dua pekan lalu," kata juru bicara otoritas penjara, Sivan Weizman. Ia menambahkan, otoritas penjara tengah mempertimbangkan pilihan untuk memaksa mereka makan.

"Kami akan menguji kemungkinan untuk memberi makan mereka secara paksa jika waktunya tiba. Namun, saat ini kami akan membiarkan mereka melakukan protes. Jika kami ingin mengambil tindakan itu, hukum berpihak kepada kami," katanya.

Aksi mogok makan yang dimulai pada akhir September itu awalnya hanya dilakukan oleh 60 narapidana untuk memprotes keputusan pembatasan hak tahanan guna menekan pergerakan kelompok Hamas agar melepaskan tentara Israel yang ditawan. Namun, aksi tersebut diikuti oleh sejumlah tahanan lain Palestina.

"Para demonstran menyatakan bahwa mereka memprotes keputusan tentang pemisahan beberapa narapidana dari tahanan lain," tulis sebuah pernyataan yang disiarkan dinas penjara Israel, Minggu. "Beberapa tahanan juga mengklaim bahwa IPS telah melanggar sejumlah aspek terkait kondisi hidup mereka di penjara," tulis pernyataan itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberlakukan keputusan tersebut pada Juni seiring lambatnya proses negosiasi pembebasan Kopral Gilad Shalid, yang diculik anggota milisi Hamas di sebuah pos perbatasan di dekat jalur Gaza pada Juni 2006. Netanyahu menjadikan Hamas, yang tidak mengizinkan Palang Merah Internasional untuk menengok prajurit itu, sebagai alasan di balik pembatasan hak para tahanan itu. Pembatasan itu meliputi larangan penggunaan telepon seluler, pemotongan tunjangan bagi tahanan yang sedang menempuh studi akademis, dan mencabut hak kunjungan keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com