Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Duduki Wall Street Dapat Dukungan

Kompas.com - 05/10/2011, 16:17 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Sejumlah serikat pekerja AS mendukung gerakan Duduki Wall Street yang telah berlangsung dua minggu dan berencana untuk bergabung dengan teater jalanan para demonstran itu di New York, Rabu (5/10/2011) waktu setempat, kata para pemimpin buruh.

"Ini sangat sederhana. Orang-orang muda di Wall Street itu sedang menyuarakan banyak masalah yang para pekerja Amerika telah hadapi selama beberapa tahun terakhir," kata Larry Hanley, presiden internasional Amalgamated Transit Union, yang memiliki 20.000 anggota di wilayah New York, kepada CNN.

"Orang-orang muda itu berbicara atas nama sebagian besar warga Amerika yang dibuat frustrasi oleh para bankir dan pialang yang telah mengeruk keuntungan atas kerja keras orang lain," tambah Hanley dalam sebuah pernyataan. "Sementara kita memperjuangkan itu hari demi hari, bulan demi bulan, para jutawan dan miliarder di Wall Street duduk manis, tak tersentuh, dan menguliahi kita tentang tingkat pengorbanan kita."

Jurubicara Serikat Pekerja Transportasi Lokal 100, Jim Gannon, mengatakan, gerakan Duduki Wall Street, yang mencela ketidakadilan sosial sistem keuangan dan mendapat inspirasi dari revolusi Musim Semi Arab di Afrika Utara dan Timur Tengah, punya isu-isu lanjutan yang sangat terkait dengan serikat pekerja. "Tujuan mereka adalah tujuan kami," kata Gannon. "Mereka menyoroti masalah yang kami percaya.... (bahwa) Wall Street menimbulkan ledakan pertama dan kemudian malah bebas, sementara pekerja, pekerja angkutan, sipa pun, dipaksa untuk membayar dampaknya. Orang-orang muda itu telah membawa lampu sorot yang cukup terang," tambah Gannon. "Ini semacam aliansi alami."

Presiden Federasi Serikat Guru untuk New York City, Michael Mulgrew, yang punya anggota 200.000 orang, mengatakan, dia "bangga" mendukung para demonstran yang telah berkemah di New York dan di tempat lain di seluruh negeri itu. "Cara masyarakat kita sekarang ini dipimpin tidak sesuai untuk 99 persen rakyat, maka ketika Duduki Wall Street mulai ... mereka tepat mendapatkan isu itu dan mereka telah mampu menciptakan pembahasan nasional yang kita pikir seharusnya terjadi selama bertahun-tahun," kata Mulgrew.

Para pejabat serikat pekerja tidak bisa memberikan proyeksi tentang berapa banyak anggotanya  yang akan ambil cuti dari pekerjaan pada Rabu ini, lalu bergabung dalam protes itu. Para demonstran telah mendirikan bivak di taman di Distrik Keuangan New York dan mengajak 20.000 orang untuk membanjiri area itu selama "beberapa bulan."

Kampanye protes itu -yang menggunakan hashtag #occupywallstreet di situs microblogging Twitter- dimulai Juli dengan peluncuran website kampanye sederhana yang menyerukan pawai dan duduk-duduk di New York Stock Exchange. Selama dua minggu terakhir, demonstrasi itu telah membahas berbagai isu, termasuk kebrutalan polisi, penghilang serikat pekerja, persoalan ekonomi, kata kelompok itu.

Duduki Wall Street merupakan sebuah gerakan tanpa pemimpin yang dimotori sebagian besar oleh pemuda 20-an tahun yang kesal dengan keadaan ekonomi, perang di Afghanistan, kondisi lingkungan, kondisi Amerika dan dunia pada umumnya. Dalam waktu kurang dari tiga minggu, gerakan tersebut telah menjadi magnet bagi banyak orang Amerika yang tidak puas, pada saat mayoritas rakyat Amerika berpendapat bahwa negara itu berada di jalur yang salah. Protes serupa telah menjalar ke Chicago, Los Angeles, Seattle dan Boston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com