Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Patin Indonesia Ditargetkan Saingi Vietnam

Kompas.com - 22/09/2011, 21:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Produksi ikan patin Indonesia diarahkan untuk bisa menyaingi volume produksi Vietnam.

Hal itu dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam siaran pers, Kamis (22/9/2011).

Sehari sebelumnya, ia menetapkan Sungai Musi menjadi kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap. Dengan pencanangan itu, produksi perikanan nasional, khususnya komoditas patin, dapat menyaingi Vietnam selaku negara pengekspor patin terbesar setelah China.

Setiap tahun produksi ikan patin di Vietnam mencapai 1 juta ton. Padahal, kegiatan budidaya dan penangkapan patin di negara itu hanya mengandalkan Sungai Mekong.

”Melalui Sungai Musi, saya berharap produksi patin nasional dapat meningkat melebihi Vietnam,” ujar Fadel.

Minapolitan adalah kawasan ekonomi perikanan hulu hingga ke hilir. Menurut Fadel, bukan tidak mungkin Indonesia dapat melebihi produksi patin Vietnam mengingat banyaknya perairan umum di Tanah Air.

Melalui Minapolitan Sungai Musi, tingkat konsumsi ikan di Provinsi Sumatera Selatan diharapkan dapat meningkat sekitar 65 persen menjadi 41 kg per kapita per tahun. Jumlah itu lebih tinggi dari tahun 2010 yang hanya mencapai 26,42 kg per kapita per tahun.

Tingkat konsumsi itu masih lebih rendah dari rata-rata konsumsi ikan nasional yang saat ini sekitar 30 kg per kapita per tahun. Padahal, produksi perikanan Sumsel cukup besar dibandingkan dengan provinsi lain, yakni mencapai sekitar 296.000 ton pada tahun lalu.

Tahun 2011 Kementerian Kelautan dan Perikanan mengalokasikan anggaran pembangunan kelautan dan perikanan bagi Sumsel sebesar Rp 50,7 milar. Dana itu berasal dari dana dekonsentrasi, tugas pembantuan, dana alokasi khusus, maupun pengembangan usaha pedesaan.

Minapolitan berbasis perikanan tangkap lautan telah ditetapkan di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Pelabuhanratu, Belawan, dan Tual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com