Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Normal, Pendakian ke Merapi Dibuka Kembali

Kompas.com - 19/09/2011, 07:50 WIB

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pascapenurunan status Gunung Merapi dari Waspada menjadi Normal, Kamis (15/9/2011) lalu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta membuka lagi izin pendakian ke gunung setinggi 2978 meter tersebut.

Dengan catatan, masyarakat diharapkan berhati-hati bila melakukan pendakian karena masih sering terjadi guguran batu dari material-material lepas di lereng Merapi.

"Guguran memang masih terjadi, tapi itu disebabkan karena faktor eksternal dan bukan karena desakan magma. Guguran ini berasal dari materal lepas hasil erupsi 2010 yang berada di lereng Gunung Merapi," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo, Senin (19/9/2011) di Yogyakarta.

Keputusan penurunan status aktivitas Gunung Merapi dari Waspada menjadi Normal ini berdasarkan hasil evaluasi data pemantauan Gunung Merapi secara instrumental dan visual dimana gunung ini menunjukkan aktivitas vulkanik yang rendah.Berdasarkan data kegempaan dari berbagai stasiun seismik di sekitar Gunung Merapi, telah terjadi penurunan jumlah dan energi gempa hingga mendekati rata-rata.

Sebagai contoh, statistik gempa multiphase turun dari hingga kurang dari 50 kejadian per hari, demikian pula statistik gempa vulkanik dangkal maupun dalam kurang dari 10 kali per hari. Penurunan aktivitas Merapi juga terlihat dari tak adanya luncuran awan panas.

Hal ini diperkuat dengan hasil pengukuran di semua reflektor menggunakan mesin electric distance measurement (EDM) yang menunjukkan tak adanya deformasi karena perubahan yang terdata hanya di bawah satu sentimeter per hari. Artinya, tak ada akumulasi tekanan dari dalam.

Secara visual, menurut Subandriyo, dari pengamatan di sejumlah pos tidak tampak adanya perubahan morfologi di puncak Gunung Merapi baik berupa penambahan material baru maupun longsoran dalam ukuran besar.

Kubah lava Merapi tidak mengalami perubahan sehingga bisa disimpulkan proses erupsi Merapi telah berhenti. "Ini menunjukkan proses erupsi magmatis Merapi sudah berhenti karena tidak ada lagi suplai magma dari dalam," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com