Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budak Seks di Pelupuk Mata Korsel

Kompas.com - 02/09/2011, 19:07 WIB

KOMPAS.com - Pemerintahan Jepang di bawah perdana menteri baru Yoshihiko Noda menjadi pusat perhatian China dan Korea Selatan (Korsel). Sementara China memilih mencermati dengan hati-hati, Korsel sudah berkomentar."Jepang mesti tetap mengingat sejarah perang. Kini Jepang pun harus membayar konpensasi untuk perempuan-perempuan Korsel yang dijadikan budak seks dalam perang masa lalu oleh Jepang," kata Kementerian Luar Negeri Korsel.

Namun begitu, Korsel, sebagaimana warta Xinhua pada Jumat (2/9/2011), mengucapkan selamat atas kabinet baru Jepang. "Semoga Jepang tetap belajar pada sejarah. Dengan begitu, hubungan kedua negara makin erat dan mengemuka," pesan kementerian tersebut.

Luka sejarah soal budak seks memang masih lekat di pelupuk mata Korsel. Negeri Ginseng itu meminta Jepang mengakui kesalahannya terkait tingkah laku Jepang saat menjadi penguasa dalam perang sejak 1910-1945. Catatan pemerintah Korsel menunjukkan, hingga 1990, masih ada 234 perempuan korban perilaku penjajah Jepang. 

Sejatinya, jumlah itu merupakan bagian dari 200.000 perempuan yang dijadikan budak seks oleh tentara Jepang di masa imperialismenya di kawasan Asia. Termasuk di sini adalah China dan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com