Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Somalia Lari ke Yaman

Kompas.com - 27/08/2011, 20:14 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com - Ada peningkatan jumlah warga Somalia yang dilanda kelaparan, ketidakstabilan, dan harga pangan tinggi lari ke Yaman. Angkanya lebih tinggi ketimbang ke negara-negara lain di daerah Tanduk Afrika, kata badan PBB urusan pengungsi (UNHCR).     

Sekitar 3,7 juta warga Somalia terancam kelaparan akibat musim kemarau terburuk dalam puluhan tahun dan sebagian besar dari lima daerah selatan yang dikuasai gerilyawan tempat kelaparan telah diumumkan.     

Kenya, dengan hampir 498.000 pengungsi Somalia, adalah negara paling banyak menampung. Dalam satu kasus 1.500 pengungsi setiap hari datang ke Kenya. Mereka memadati kamp pengungsi Dadaab dekat perbatasan dengan Somalia. "Akan tetapi, belum lama ini jumlah mereka yng tiba di kompleks pengungsi Dabaad  menurun  menjadi 1.000 sampai 1.200 orang setiap hari," kata UNHCR dalam taklimat, Jumat (26/8/2011).     

"Bertentangan dengan kecenderungan menurun arus  pengungsi di Tanduk Afrika itu, Yaman  menerima kedatangan pengungsi meningkat  dengan menggunakan perahu-perahu motor menyeberang Teluk Aden," kata UNHCR sembari menambahkan lebih dari 3.700 pengungsi tiba di pantai Yaman pada Agustus .     

Kemarau menyebabkan sekitar 12 juta orang mengalami risiko kelaparan di Kenya, Ethiopia, Djibouti, dan Somalia. Fakta menunjukkan para pengugsi Somalia melakukan perjalanan berbahaya ke Yaman yang dilanda konflik bukannya lebih baik tetap tinggai di Afrika.     

Yaman menampung pengungsi Somalia terbanyak kedua, dengan hampir 192.00 orang. Sekitar 15.000 dari mereka tiba sejak Januari, kata UHCR. "Mereka menyeberang Teluk Aden menggunakan kapal-kapal yang melebihi kapasitas tampung dan tidak layak laut. Banyak yang tidak selamat," kata UNHCR.     

Rute itu juga sering digunakan oleh migran yang membayar  kepada para penyelundup untuk membawa mereka ke Yaman, yang dianggap sebagai pintu gerbang ke negara-negara Timur Tengah yang lebih kaya.     

UNCHR mengatakan ada satu penurunan penting dalam jumlah warga Somalia yang tiba di ibu kota  Mogadishu, mengharapkan  akan ada lebih banyak akses bagi bantuan pangan d sana ketimbang di daerah-daerah tempat kelompok milisi Al Shebaab  masih melarang operasi kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan.     

Setelah mundur dari Mogadishu awal bulan ini, Al Shebaab  menerapkan larangan pergerakan orang terutama pria di daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan mereka di Shbelle Hulu daerah-daerah Teluk. "Rata-rata jumlah kedatangan setiap hari  di kota Mogadishu menurun dari lebih 1.000 orang per hari  bulan lalu menjadi sekitar 200 orang pada Agustus," kata UNHCR.     

Di Somalia selatan -- Kismayu yang dikusai Al Shebaab para saksi mata mengatakan puluhan ribu anak yang kekurangan gizi meninggal akibat musim kemarau itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com