cape town, jumat
Uni Afrika (UA) mendukung Dewan Transisi Nasional (NTC), yang mendeklarasikan dirinya sebagai satu-satunya organisasi perwakilan rakyat Libya. UA menguatkan dukungan yang sudah diberikan sekitar 40 negara lain terhadap NTC. Di sisi lain, dukungan politis itu berarti kekuasaan Khadafy tak lagi diakui.
”Ada kemungkinan bahwa UA akan mengakui NTC hari ini,” kata sumber terpercaya di tubuh Pemerintah Afrika Selatan. Namun, pemerintahan Jacob Zuma menginginkan agar beberapa pejabat pemerintahan Khadafy ikut duduk dalam pemerintahan transisi yang dipimpin NTC.
UA menginginkan solusi damai dan mengakhiri konflik dengan rekonsiliasi nasional. Dewan Perdamaian dan Keamanan UA menjadwalkan pertemuan di Etiopia, Jumat, untuk membahas konflik Libya. Khadafy adalah salah satu inisiator berdirinya UA, organisasi yang mewadahi 54 negara di Afrika.
Semula UA menolak intervensi asing dalam krisis Libya. UA meminta dunia internasional tak ikut campur urusan internal Libya. ”Faktanya, UA tidak bisa lain harus mengakui NTC sebagai pemain utama Libya,” kata sumber tersebut kepada Reuters.
Zuma pernah dua kali ke Tripoli untuk memediasi kubu loyalis Khadafy dan oposisi. Upayanya tidak membuahkan hasil. Zuma terus mempersalahkan keterlibatan militer asing yang telah mengobarkan oposisi. Terakhir, mengusulkan peta jalan untuk perubahan kepemimpinan Libya, yang sebagian besar diabaikan oleh Barat.
Desakan agar UA segera mengakui oposisi Libya disampaikan Rwanda. Menteri Luar Negeri Rwanda Louise Mushikiwabo lewat radio nasional Rwanda, Jumat, mengatakan, para menteri UA ”harus memberi dukungan kepada NTC”. ”Kami mendukung NTC. Kami berpikir, Kolonel Khadafy telah kehilangan perannya sebagai pemimpin,” kata Mushikiwabo.
Dukungan juga datang dari Siprus. Menteri Luar Negeri Siprus Erato Kozakou-Marcoullis mengatakan, Siprus siap memberi bantuan yang diperlukan NTC. Kozakou-Marcoullis meminta oposisi segera menggelar pemilu untuk membentuk pemerintahan resmi.
Namun, beberapa negara Afrika belum mau mengakui NTC. Aljazair, negara tetangga Libya, menolak mengakui kecuali jika oposisi berkomitmen memerangi Al Qaeda di Afrika Utara. Pernyataan Aljazair menimbulkan kecurigaan, negara itu mendukung Khadafy dalam perang saudara di Libya. Namun, tudingan itu segera dibantah Pemerintah Aljazair.