Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Libya Renggut 20.000 Nyawa

Kompas.com - 26/08/2011, 07:13 WIB

BENGHAZI, KOMPAS.com — Lebih dari 20.000 orang tewas di Libya sejak konflik meletus pada Februari di negara Afrika Utara itu, kata pemimpin gerilyawan Mustafa Abdel Jalil, Kamis (25/8/2011).

Ketika berbicara pada taklimat di kota Benghazi, Libya timur, Abdel Jalil, pemimpin Dewan Transisi Nasional (NTC), mengatakan, ia tak memiliki keterangan mengenai jumlah pasti korban jiwa. Namun, ia menduga konflik tersebut telah merenggut lebih dari 20.000 jiwa.

Abdel Jalil mengatakan, gerilyawan sekarang memiliki banyak simpanan minyak, gas, makanan, dan obat saat mereka telah merebut mayoritas wilayah Libya, demikian laporan Xinhua.

Sumber daya minyak dan gas yang terdapat di kota Zawiyah, sekitar 40 kilometer di sebelah barat ibu kota Libya, Tripoli, cukup untuk memasok seluruh Libya selama beberapa bulan. Sementara makanan yang ditemukan di gudang penyimpanan di Tripoli cukup untuk mendukung warga ibu kota itu sepanjang tahun, katanya.

Menurut Abdel Jalil, gerilyawan sedang menyelenggarakan pembicaraan dengan para tetua suku di Sirte, tempat kelahiran Moammar Khadafy, untuk "revolusi" damai di kota tersebut.

Ia juga mengatakan, "NTC menyambut baik setiap perundingan langsung dan tidak langsung dengan setiap kelompok atau negara bagi pembebasan nasional dini." NTC berencana memindahkan markasnya ke Tripoli.

Pada Rabu (24/8/2011), beberapa komandan pemberontak menyatakan, pasukan yang setia kepada Khadafy mengepung kota kecil yang dikuasai pemberontak, Zuwarah, di sebelah barat Tripoli. Mereka menambahkan, para petempur oposisi kalah banyak untuk menembus kepungan itu.

Kolonel Abu Salem mengatakan, pasukan pemberontak di Zuwarah telah meminta bantuan dari Zintan dan tempat lain di Libya selatan yang dikuasai pemberontak dan  sedang dilakukan upaya mengirim bala bantuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com