Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Euro dan UE di Jurang

Kompas.com - 19/08/2011, 02:44 WIB

Kamis, Belgia - Posisi mata uang tunggal euro dan Uni Eropa kini seperti berada di sisi batu karang yang berada di atas jurang dan siap jatuh. Demikian dikatakan mantan Ketua Komisi UE Jacques Delors, Kamis (18/8), sebagaimana ditulis di harian Belgia, Le Soir.

Delors juga dikenal sebagai tokoh pendamba federalis di Uni Eropa atau Uni Eropa ala Amerika Serikat. Penuturan Delors, warga Perancis, juga diberitakan di harian Swiss, Le Temps, pada hari yang sama.

Dia sejak lama menginginkan penyatuan pemerintahan Uni Eropa di satu badan sehubungan dengan penggunaan mata uang tunggal euro di 17 negara yang juga anggota UE.

Menurut Delors, akan sulit menyatukan atau menyeragamkan kebijakan ekonomi pada khususnya jika UE atau zona euro tidak memiliki satu aturan hukum atau satu aturan main.

Zona euro, bagian dari UE karena tidak semua anggota UE menggunakan mata uang euro, sejauh ini hanya memberikan indikasi soal keamanan indikator ekonomi, tetapi pelaksanaan diserahkan kepada masing-masing negara. Dengan kata lain, tidak ada sanksi bagi para anggota jika terjadi penyimpangan atau pelanggaran kebijakan.

Dia mengomentari pertemuan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel yang berlangsung Selasa lalu. Salah satu isi pertemuan adalah perubahan konstitusi yang memungkinkan perekonomian zona euro berada di bawah satu badan. Salah satu tujuan aturan ini akan memaksa zona euro menyehatkan anggaran pemerintah yang mengalami defisit, melampaui 3 persen dari produksi domestik bruto (PDB).

Zona euro tidak tergantung pada kebijakan yang diluncurkan sebuah badan, tetapi tergantung pada otoritas setiap negara. Zona euro kini baru sekadar dikelola di bawah sebuah badan yang membawahi para menteri keuangan 17 zona euro.

Delors merupakan tokoh di balik penyatuan atau harmonisasi perekonomian Eropa dengan 500 juta penduduk.

Die mengatakan, proposal Sarkozy dan Merkel itu tak berguna. ”Buka mata Anda, euro dan UE di tepi jurang. Untuk menghindari kejatuhan, pilihannya adalah setiap negara agar menerima kemitraan ekonomi yang erat sebagaimana saya selalu suarakan, atau para anggota mentransfer lebih jauh kekuasaan ke UE.”

Delors mengatakan, Merkel dan Sarkozy sedang bermain-main karena hanya mengusulkan level kerja sama yang minimalis, yang membatasi penyerahan otoritas lebih besar ke UE. Karena itu, kata Delors, ide soal reformasi zona euro tidak akan berguna. Dia menisbikan ide pembentukan lembaga para menteri keuangan pan-zona euro. Delors menginginkan kemitraan atau harmonisasi lebih tinggi, yakni penyerahan kedaulatan setiap anggota ke Brussels.

Pasar tak percaya

Delors mendukung argumentasinya lewat pernyataan Ketua Komisi Kebijakan Luar Negeri UE Catherine Ashton. ”Apakah diplomasi Eropa bekerja lebih efektif lewat Traktat Lisbon, atau diplomasi UE hanya merupakan bayang-bayang dari pertemuan para menteri luar negeri UE?”

Traktat Lisbon ditandatangani pada 13 Desember 2007 di Lisabon, Portugal. Tujuannya adalah mengamandemen traktat Uni Eropa dan traktat yang mengatur Uni Eropa.

Delors tidak melihat Uni Eropa memiliki ikatan kuat lewat Traktat Lisabon, tetapi sekadar diatur atau dibahas lewat pola pertemuan para menlu yang tidak efektif.

Delors pernah memimpin UE periode 1985-1994. Dia juga menyerukan agar sebagian utang zona euro disatukan, dengan porsi maksimum 60 persen dari total PDB zona euro. Penyatuan utang, menurut Delors, bisa meredakan kegelisahan pasar karena utang pasti akan dijamin bersama. Selama ini, UE baru sebatas berjanji akan menolong para tetangga.

Namun, sayang, pembentukan obligasi euro (eurobonds), kata Delors, tidak didukung Merkel dan Sarkozy pada pertemuan mereka pada Selasa.

”Sejak awal krisis, yang dimulai dari krisis utang Yunani pada 18 bulan lalu, para pemimpin UE tidak menyadari bahaya di depan mereka,” kata Delors.

”Bagaimana mereka bisa berpikir pasar akan percaya pada janji-janji mereka pada pertemuan 21 Juli lalu, sementara mereka harus menunggu bertindak hingga bulan September?” kata Delors. (AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com