Obama Tetap Diunggulkan untuk 2012

WASHINGTON, KOMPAS.com — Dengan hiruk pikuk utang dan penurunan peringkat utang AS, kini muncul pertanyaan, bagaimana kesempatan Presiden AS Barack Obama dalam pemilu presiden AS pada 2012?

Hingga periode Juli 2011, hampir semua lembaga jajak pendapat masih mengunggulkan Obama jika dia disandingkan dengan Mitt Romney (Republik) sebagaimana tertera di situs Realclearpolitics.

Obama juga unggul jika disandingkan dengan Ron Paul. Posisi unggul seperti ini terus dipegang Obama sepanjang tahun 2011, di tengah hiruk pikuk dan perdebatan alot soal kenaikan pagu utang.

Ada satu-dua jajak pendapat yang menunjukkan kekalahan Obama, tetapi secara keseluruhan, Obama tetap unggul. Ini adalah posisi yang relatif serupa menjelang pemilu presiden 2008. Dari segi penggalangan dana kampanye, Obama sudah meraup dana sebesar 86 juta dollar AS per 30 Juni 2011.

Jumlah dana ini mengalahkan semua jumlah dana yang berhasil dikumpulkan oleh semua bakal calon presiden dari Partai Republik (Reuters, 5 Agustus). Bagaimana prospek Obama dalam setahun ke depan, sementara tingkat pengangguran di AS kini bertengger pada angka 9,1 persen?

"Posisi Obama tergantung pada penciptaan lapangan kerja. Jika lapangan kerja tidak muncul dan jika perekonomian melemah, maka tak ada yang bisa dijual," kata Stuart Rothenberg, editor di Rothenberg Political Report, yang berbasis di Washington.

Soal penciptaan lapangan kerja ini, relatif tidak ada kepastian jawaban, apakah akan bisa tercipta. Namun yang jelas, optimisme soal ini tidak banyak terlihat. Bagaimana Obama mewujudkan penciptaan lapangan kerja, hal itu masih tetap jadi pertanyaan besar.

Hal yang jelas di Chicago pada 5 Agustus lalu adalah dia menegaskan bahwa isu utang adalah salah satu topik perdebatan yang jadi taruhan. Namun di sisi lain, posisi politik para calon presiden dari Partai Republik juga tidak lebih meyakinkan sampai sejauh ini. Bahkan siapa jagoan partai Republik juga belum mengkristal.

"Romney terlihat unggul, tetapi pertarungan nomine kandidat Republik masih jauh dari mantap," demikian ditulis di situs Huffpost Politics, edisi 13 Juni lalu.